FirstIndonesiaMagz.id– Status siaga darurat bencana hidrometeorologi ditetapkan pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga bulan Maret mendatang.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Rudi Wibowo menyampaikan, penetapan status ini menyusul intensitas kejadian bencana yang tinggi dalam sepekan terakhir.
Kemudian, mengacu pada prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Cianjur dalam fase cuaca ekstrem.
“Saat ini curah hujan tinggi di hampir semua wilayah di Cianjur, yang berpotensi terjadinya bencana dimana saja dan kapan pun,” kata Rudi dikutip dari kompas.com, Rabu (9/11/2022).
Diketahui, wilayah Cianjur memiliki risiko kebencanaan yang tinggi. Tak ayal bencana seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, dan angin puting beliung berpotensi terjadi.
Potensi-potensi tersebut, menurut Rudi, harus diantisipasi lebih dulu guna mencegah korban jiwa dan kerugian materil yang besar.
“Edukasi dan sosialiasi ke masyakarakat juga gencar dilakukan terutama yang tinggal di zona-zona merah, seperti di bantaran sungai dan di perbukitan atau lereng-lereng,” ucap dia.
“Apabila terjadi hujan lebat secara terus menerus dan lama, segera bersiap untuk mengevakuasi diri secara mandiri,” tandas Rudi.
Belakangan waktu ini, banjir dan longsor terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir.
Wilayah-wilayah tersebut, di antaranya Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, Tanggeung, dan Kadupandak.
Akibat dari bencana banjir, ratusan rumah warga terendam dan tiga rumah di antaranya hanyut terseret arus banjir.
Sedangkan bencana longsor mengakibatkan enam rumah rusak berat, sedang, dan ringan.
Bukan hanya memicu banjir dan longsor, hujan deras juga mengakibatkan fasilitas akses penghubung rusak dan berimbas akses jalan yang bisa dilalui. Namun, dilaporkan tidak ada korban jiwa, tetapi puluhan warga terdampak banjir diungsikan lantaran rumah mereka yang rusak berat.