Ilustrasi ikan mati (Ist/Inafeed/HarianJogja)

Firstindonesiamagz.id– Diduga akibat keracunan limbah jeroan hewan kurban, Ribuan ikan mati di Kali Baru, Kramat Jati, Jakarta Timur. Insiden ini pun dapat diindikasikan bahwa air di Kali Baru sudah tercemar.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta belum bisa memberi pernyataan terkait ribuan ikan yang mati tersebut. Selain itu air di Kali Baru terindikasi pencemaran sebab telah diukur kandungan oksigen di dalam perairan itu.

“Itu juga belum dapat kita simpulkan karena kita belum mendapat hasil labnya,” ungkap Sub-Koordinator Urusan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, Selasa (12/7/2022).

“Ketika mati, apakah itu indikasi pencemaran? Ya, itu salah satu indikasi pencemaran karena yang salah satu kita ukur juga BOD atau kandungan oksigen di dalam perairan tersebut,” tambahnya.

Menurut Yogi, petugas DLH DKI Jakarta telah mengambil sampel air Kali Baru tersebut. Sampel itu kemudian bakal diuji di laboratorium daerah milik DLH.

Lebih lanjut, Yogi menuturkan uji laboratorium memakan waktu sekitar 12 hari.

Adapun penyebab matinya ikan-ikan tersebut akan didasari hasil uji laboratorium sampel air Kali Baru.

“Nanti dari hasil lab tersebut kita bisa tahu sumbernya dari mana. Jadi sampai saat ini kita belum dapat pastikan itu disebabkan oleh jeroan hewan kurban dan lain sebagainya,” urai dia, diperoleh dari detiknews.

Yogi juga menyebutkan insiden ini belum pernah terjadi.

“Untuk Idul Adha sebelumnya, ini belum pernah terjadi, kami baru dapat laporan ini kemarin pada Senin, bertepatan sehari setelah Idul Adha. Sebelum-sebelumnya belum pernah terjadi laporan seperti ini yang bersamaan dengan pelaksanaan Idul Kurban,” ucap dia.

Dia menjelaskan ikan sapu-sapu efektif untuk membersihkan perairan, sebab ikan ini ikut mendekomposisi perairan.

Ikan sapu-sapu juga dapat bertahan hidup di perairan dengan kandungan oksigen rendah.

Meski demikian, dia mengatakan DLH masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian massal ikan tersebut.

“Ketika ikan sapu-sapu ini mati, bisa dipastikan kadar oksigennya rendah sekali sehingga memang bisa pastikan terjadi pencemaran. Namun itu perlu kita uji di laboratorium. kita juga melakukan pengujian sampel air tersebut untuk parameter BOD atau kandungan oksigen dalam air tersebut,” imbuh Yogi.

Ribuan ikan, khususnya jenis sapu-sapu mati diduga karena keracunan limbah jeroan hewan kurban yang didapati bersama limbah jeroan hewan kurban.

“Pas kita kerja kita lihat ikan pada ‘ngambang’ semua berbarengan sama jeroan, jeroan sapi, jeroan kambing,” kata petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Ikhsan Nasution, dilansir Antara.

Menurutnya, ikan-ikan tersebut mati ditemukan pertama kali di saringan air, Cililitan pada Senin (11/7) pukul 07.00 WIB.

Dia juga mengatakan pihaknya juga menemukan tumpukan jeroan kambing dan sapi yang terbungkus dalam karung berukuran besar di aliran Kali Baru tersebut.

“Sekarang yang lebih parah, kalau dulu tidak sebanyak ini. Kalau tidak diangkat dampaknya parah, buat bau. Makanya jeroan, bangkai hewan tidak boleh dibuang ke kali,” tutup Ikhsan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here