FirstindonesiaMagz.id – Pada Senin (30/1/2023), harga minyak dunia mengalami penurunan sebesar 2 persen. Penurunan harga minyak dunia itu lantaran terbebani kenaikan suku bunga bank sentral utama.
Penurunan harga minyak dunia ini juga terjadi lantaran adanya ekspor minyak mentah Rusia yang masih dominan sehingga pasokannya pun membanjiri dunia.
Lalu apakah penurunan harga minyak dunia itu dapat mempengaruhi harga BBM subsidi agar bisa turun?
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, harga minyak dalam negeri sebenarnya masih di bawah harga subsidi, karena itu pihaknya akan memonitor keberlangsungan daripada penurunan harga minyak tersebut.
“Harga minyak kita kan masih di bawah harga subsidi jadi tentu akan dimonitor keberlangsungan daripada penurunan harga minyak,” kata Airlangga saat ditemui di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Selain itu, kata Airlangga Indonesia akan melaksanakan implementasi bahan bakar B35 pada 1 Februari 2023, yang dinilai akan menurunkan permintaan mengenai kebutuhan solar.
“Tentu Indonesia menerapkan B35 tentu akan menurunkan juga demand terhadap kebutuhan solar, sehingga tentu kita akan monitor tapi yang jelas jumlah subsidi dalam tanda petik akan berkurang,” ujarnya.
Meskipun begitu, dia mengungkapkan terdapat permintaan terkait dengan harga avtur Indonesia yang relatif lebih tinggi, yang disebabkan adanya inflasi transportasi.
“Nah ini akan dikalkulasi dan akan dirapatkan bagaimana kita bisa menurunkan biaya untuk avtur,” tukasnya.
Disamping itu, pasokan minyak dari pelabuhan Baltik Rusia bakal naik sebesar 50 persen bulan ini. Penjual pun mencoba untuk memenuhi permintaan di Asia dan keuntungan dari kenaikan harga energi global.
Kemudian, pasokan minyak mentah Ural dan KEBCO dari Ust-Luga selama 1-10 Februari juga mengalami kenaikan menjadi 1,0 juta ton dari 0,9 juta dalam rencana pada periode yang sama di Januari.
“Jika pasokan Rusia tetap kuat menjelang bulan depan, minyak mungkin akan terus turun,” ujar Partner di Again Capital LLC New York, John Kilduff.
Dia melanjutkan, aksi ambil untung menjelang akhir pekan ini kemungkinan yang mendorong harga minyak dunia menjadi rendah.
Dikutip dari liputan6, perusahaan energi AS minggu ini mempertahankan rig minyak dan gas alam stabil di 771.
Sedangkan delegasi OPEC+ yang nantinya akan bertemu dengan pihak terkait pada minggu mendatang untuk meninjau tingkat produksi minyak mentah, dengan sumber dari kelompok produsen minyak mengharapkan tidak ada perubahan terhadap kebijakan produksi saat ini.
Keputusan Federal Reserve AS selanjutnya terkait suku bunga akan dibuat pada pertemuan selama 31 Januari hingga 1 Februari dengan latar belakang penurunan inflasi dan produk domestik bruto yang tumbuh 2,9 persen lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal keempat.
Di sisi lain, di negara China perkembangan kasus COVID-19 kini yang sakit kritis turun 72 persen dari puncak awal bulan ini, sedangkan kematian harian di antara pasien COVID-19 di rumah sakit telah turun 79 persen dari sebelumnya yang menunjukkan normalisasi ekonomi China dan meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan minyak.