FirstIndonesiaMagz.id– Startup atau perusahaan rintisan kini tengah mengalami masa sulit yang membuat banyak perusahaan memutuskan untuk melakukan reformasi dan revitalisasi supaya operasional tetap berjalan.
Selain itu, atas nama cost efficiency mereka mengambil langkah untuk melakukan pengurangan jumlah karyawan. Ini jadi salah satu pilihan supaya startup bisa bertahan di tengah krisis tapi rencana bisnis tetap dapat berjalan.
Begitu juga dari sisi investor. Ketika menghadapi masa sulit, Mandiri Capital Indonesia (MCI) punya resep agar portofolio alias perusahaan yang mereka danai tetap pada dasarnya.
Chief Finance Officer MCI Rino Bernando menyebut ada tiga strategi yang perlu diterapkan, yaitu meninjau risiko investasi, membantu pengembangan bisnis, dan mendukung tata kelola perusahaan.
“Dalam hal meninjau risiko investasi, sebelum MCI memberikan modal, mereka menganalisis risiko dan mitigasinya terlebih dahulu. Setelah memberikan investasi pun, MCI tetap memonitor performa startup tersebut” kata Rino dalam acara MCI 2023 Outlook, di Jakarta melansir CNBC Indonesia.
Selain itu untuk MCI sebagai modal ventura, meninjau kembali kerangka portofolio manajemen perusahaan. Lalu, jelas Rino, mereka akan tambahkan variabel atau matriks yang kira-kira bisa mewakili MCI untuk mendapatkan peringatan dini pada startup yang sekiranya mengalami pertumbuhan yang kurang baik.
“Katakanlah suatu startup mengalami negative growth dalam dua kuartal berturut-turut atau bahkan sampai setahun. Nah itu sudah jadi early warning untuk kita dan kita harus melakukan sesuatu apapun itu, apakah corporate action dan sebagainya,” terang dia.
Sebab tak terpungkiri, ada beberapa aspek yang investor lihat dari startup yang akan menjadi sasaran investasi mereka. Yakni pertumbuhan, keuangan dan sustainability atau keberlanjutan dari startup tersebut.
“Jadi raise framework kita ada 3 faktor itu. Growth itu ngga cuma di top line, di revenue bagaimana mereka menuju cashflow positif, ke ebitda positif.” pungkasnya.
(kn)