Jagat Sastra Milenia Rayakan 4 Tahun Kiprah, Teguhkan Komitmen Lewat Dua Buku
Jagat Sastra Milenia Rayakan 4 Tahun Kiprah, Teguhkan Komitmen Lewat Dua Buku

FirstindonesiaMagz.id– Jagat Sastra Milenia (JSM) merayakan ulang tahun ke-4 dengan gebrakan besar dalam Festival Dies Miladia JSM #4 bertema “Setia pada Visi & Mempertegas Misi”. Acara ini digelar pada Minggu (17/11) di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jakarta, dan menjadi momentum refleksi serta aksi nyata komunitas sastra yang lahir di tengah pandemi Covid-19 ini.

Dua Buku, Dua Perspektif

Dalam perayaan ini, JSM meluncurkan dua buku yang mencerminkan keberagaman minat sastra dan keterlibatan dalam isu global. Buku pertama, “Meretas Pemikiran Riri Satria: Tentang Puisi dan Kecerdasan Buatan”, karya Rissa Churria, adalah penghormatan terhadap pemikiran Riri Satria. Buku ini mengeksplorasi bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan bersinggungan dengan puisi, memadukan sisi humanistik dan inovatif untuk dunia sastra modern.

Buku kedua, antologi puisi berjudul “Jejak Masa Depan: Sustainable Development Goals dalam Puisi”, adalah hasil kolaborasi para penyair yang mengangkat isu-isu Sustainable Development Goals (SDGs). Sebuah topik yang jarang disentuh oleh kalangan sastra, namun, menurut Ketua JSM, Riri Satria, memiliki urgensi untuk mendekatkan dunia sastra Indonesia terutama puisi kepada tantangan global.

Visi dan Misi yang Konsisten

Dalam pidatonya, Riri Satria menegaskan bahwa JSM terus setia pada visi sebagai rumah belajar dan berkreasi. “Komunitas ini tidak hanya fokus pada produksi karya, tetapi juga mengupayakan kualitas melalui kritik” ujar Riri. JSM rutin mendorong anggotanya untuk mengeksplorasi tema-tema yang tidak konvensional, seperti dalam antologi sebelumnya, “Lima Titik Nol: Masyarakat Cerdas dalam Puisi” (2022).

Sastra dalam Konteks Global

Peluncuran antologi “Jejak Masa Depan” menunjukkan upaya JSM dalam memperluas cakupan sastra ke ranah yang lebih global. Tema SDGs, menurut Riri, adalah respons atas kurangnya keterlibatan sastrawan lokal dalam isu keberlanjutan.

“Kami ingin karya ini menjadi bagian dari diskursus global, di mana sastra tidak hanya menjadi seni tetapi juga media penyadaran,” tegasnya.

Perjalanan JSM: Dari Pandemi ke Kolaborasi Terbuka

Didirikan pada 10 Oktober 2020 saat pandemi, JSM awalnya menggelar kegiatan secara daring dan eksklusif. Namun, pasca-pandemi, komunitas ini mulai membuka diri untuk kolaborasi yang lebih luas.

“Kami ingin menjadikan JSM sebagai ruang bersama, di mana ide-ide besar lahir dan berkembang,” ungkap Riri.

Dengan peluncuran dua buku ini, JSM tidak hanya memperingati hari jadi, tetapi juga menunjukkan bahwa sastra adalah medium yang terus relevan di era modern. Dari eksplorasi teknologi hingga keterlibatan global, JSM memposisikan diri sebagai pionir yang menyeimbangkan tradisi dan inovasi dalam dunia sastra.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here