FirstIndonesiaMagz.id – Rapat terbatas digelar secara internal oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna membahas perkembangan penyakit gagal ginjal akut pada anak di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/10/2022).
Rapat tersebut dihadiri beberapa pejabat terkait, antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito.
Dalam pembukaan rapat, Jokowi menyinggung soal obat-obatan sirup yang terindikasi menjadi pemicu gangguan ginjal akut pada anak.
“Saya mendapatkan laporan bahwa kasus ini diduga disebabkan oleh tingginya cemaran bahan pelarut di atas ambang batas yang ditetapkan,” tutur Jokowi, sebagaimana dilansir dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Presiden menyebut berdasarkan data hingga 23 Oktober 2022 tercatat sudah ada 245 kasus gagal ginjal akut anak yang terjadi di 26 provinsi.
Karenanya, ia meminta perkembangan penyakit ini secara mendalam harus diatasi.
Presiden lalu memberikan empat pesan kepada jajarannya untuk menangani penyakit gagal ginjal secara lebih baik.
- Jangan anggap sepele.
Presiden Jokowi meminta agar keselamatan masyarakat menjadi yang utama.
Karenanya, kementerian dan instansi terkait tidak boleh menganggap sepele perkembangan kasus yang ada.
“Yang pertama, utamakan keselamatan masyarakat. Jangan menganggap ini masalah kecil. Ini adalah masalah besar,” kata Jokowi menegaskan.
Lebih lanjut, Jokowi telah meminta kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin agar membekukan sementara peredaran obat-obatan yang diduga berhubungan dengan gagal ginjal akut pada anak.
Jokowi menekankan walaupun hal itu masih dugaan, tetapi upaya penanganannya perlu dilakukan.
Sembari dilakukan tindakan penanganannya, pemerintah juga menanti investigasi menyeluruh dari BPOM.
“Menunggu investigasi secara menyeluruh dari BPOM pada seluruh obat sirup yang menggunakan bahan baku pelarut,” kata Jokowi.
“Dilakukan secara terbuka, transparan, tetapi juga hati-hati dan objektif,” ujarnya melanjutkan.
- Perintahkan penyetopan obat sirup yang terbukti.
Kemudian, Jokowi meminta kepada BPOM segera menarik obat-obatan yang benar-benar terbukti mengandung bahan pemicu gangguan ginjal akut pada anak yang sudah beredar di pasaran.
“BPOM segera tarik dan hentikan peredaran obat sirup yang betul-betul secara evidence based betul-betul terbukti mengandung bahan obat penyebab gangguan ginjal tersebut,” kata Jokowi.
“Saya kira akan lebih bagus lagi kalau diumumkan, diinformasikan secara luas mengenai nama produknya,” katanya lagi.
3.Perintahkan Kemenkes lakukan penelitian menyeluruh
Presiden Jokowi juga meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar meneliti secara menyeluruh penyebab gangguan ginjal akut pada anak.
Jokowi juga meminta lebih lanjut untuk memastikan dengan benar apakah penyakit itu disebabkan obat-obatan atau ada faktor lainnya.
“Kemenkes agar betul-betul melakukan eksplorasi terhadap seluruh faktor risiko penyebab kasus gangguan ginjal, baik dari sumber obat-obatan maupun potensi penyebab lainnya,” kata Jokowi.
“Ini kita harus pastikan betul. Uji klinis harus dilakukan, laboraturium seluler pada organ ginjal yang terdampak juga betul-betul dilihat betul,” ujarnya.
Dengan begitu menurutnya, pemerintah bisa memastikan dengan benar apa yang menjadi penyebab dari gangguan ginjal akut, terutama pada anak.
- Perintahkan siapkan layanan kesehatan
Terakhir, Presiden Jokowi meminta agar Kemenkes segera menyiapkan fasilitas kesehatan guna penanganan penyakit gangguan ginjal akut.
Obat-obatan juga harus disuplai dan disediakan secara gratis untuk mengatasi gagal ginjal.
“Siapkan pelayanan kesehatan untuk masalah ini. Siapkan pengadaan obat-obatan yang dapat mengatasi, menangani dari gagal ginjal ini,” kata Jokowi.
“Saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Ini penting sekali,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, diketahui 141 pasien meninggal dunia diduga akibat gagal ginjal akut misterius.
Di sisi lain, dalam keterangan persnya seusai rapat terbatas, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak mengalami kenaikan per 24 Oktober 2022.
“Kasus gangguan ginjal akut atipikal yang telah mencapai 245 kasus tersebar di 26 provinsi dengan angka kematian di atas 57 persen,” ucap Budi Gunadi, dikutip dari kompas.com.
“Adapun, per Senin terdapat 141 orang meninggal, sebelumnya dilaporkan 133 orang,” ujarnya melanjutkan
Kemudian, berdasarkan data Kemenkes kasus konfirmasi gagal ginjal akut yang terbanyak berasal dari DKI Jakarta yang mencatat 55 kasus.
Selain itu, wilayah lain seperti, Jawa Barat di 34 kasus, Aceh di 28 kasus, Jawa Timur dengan 27 kasus, dan Sumatra Barat 17 kasus.
Budi Gunadi mengungkapkan, bahwa jumlah kasus tersebut mengalami kenaikan sejak Agustus 2022.
“Selanjutnya, pasien yang masih dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) sebanyak 66 orang dengan jumlah konfirmasi sembuh baru 38 orang dengan kesembuhan tertinggi berasal dari Jawa Timur yaitu 9 orang, disusul DKI Jakarta 6 orang sembuh,” imbuh Budi Gunadi.
“Sementara itu, untuk konfirmasi meninggal DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan total kasus konfirmasi, yaitu 27 orang meninggal, kemudian Aceh 21 orang meninggal, Jawa Barat 18 orang, dan Jawa Timur 13 orang,” pungkasnya.
Jika menilik dari jumlah kasus berdasarkan kelompok umur, sebanyak 161 menyerang anak di umur 1-5 tahun, disusul anak usia 6-10 tahun yang tercatat 35 kasus, dan di bawah satu tahun sebanyak 25 kasus.