Firstindonesiamagz.id – Film The Doll 3 tuai kontroversi usai menjadikan tragedi kecelakaan saat syuting sebagai bahan promosi. Kontroversi ini muncul karena berbagai sineas dan netizen merespon promosi tersebut sebagai tindakan tak layak.
Beberapa promosi atas kecelakaan itu disampaikan oleh pemain dan produses film The Doll 3. Pemain The Doll 3, Winky Wiryawan mengunggah video detik-detik kecelakaan tersebut terjadi. “Gue iseng liat library HP gue pas shooting ‘THE DOLL 3’ Ada satu kejadian yg intense, pas scene tabrakan… Pintu mobil lepas unpredictable, ngancurin kamera utama kita di hari terakhir shooting… But everything was ok.. Kita selalu siap tim medis di tempat,” tulis Winky di Instagram pada Minggu, 15 Mei 2022.
Winky menambahkan kalau kejadian berlangsung saat syuting 2020 lalu. Sementara lima hari sebelum The Doll 3 dirilis, produser sekaligus sutradara Rocky Soraya justru menceritakan lebih detail dan menyebut salah satu kru film mengalami putus jari.
Ia mengatakan lokasi syuting berada di BSD dan telah mendapatkan izin dari polisi. Rocky menjelaskan tiga orang yang menjadi korban kecelakaan adalah stuntman dan seorang DOP atau sinematografer yang mengalami putus jari karena terkena pintu mobil.
“Karena pada saat tabrak mobil, itu stuntman yang nyetir, stuntmannya Winky, dia masuk rumah sakit. Terus yang kedua mobil yang kena tabrak itu masuk rumah sakit. Ketiga, pas mobilnya terbalik pintunya itu terbang dan terbangnya ke DOP terus jarinya putus,” kata Rocky pada Sabtu malam, 21 Mei 2022, mengutip dari Tempo.
Salah satu yang merespon keras promosi ini yaitu, Sutradara dan penulis, Aco Tenriyagelli atau Aco Tenri.
“Ada film promo pake trivia tentang kecelakaan saat mereka syuting adegan tabrakan sampe mengakibatkan jari crew putus karena kena potongan mobil yang melayang, terus sekarang dijadiin bahan marketing. Halooo, anda sehat?” cuit Aco Tenri di Twitter pada Jumat, 3 Juni 2022.
Aco tidak terang-terangan menyebut judul filmnya, namun netizen langsung mengetahui bahwa yang dimaksud Aco Tenri adalah The Doll 3.
Ia prihatin karena penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di industri perfilman terkesan diabaikan akibat promosi seperti itu. “Manusia yang terlibat harusnya lebih penting dari projectnya. Minimnya safety untuk crew/pekerja di bidang apapun harusnya jadi bahan evaluasi, bukan malam diglorifikasi bahkan jadi bahan promo. Gimana industrinya mau sehat kali keselamatan kerjanya ga jadi perhatian,” cuitnya.