firstindonesiamagz.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan jajarannya telah menerapkan strategi ekonomi biru yang dinilai mempunyai kemampuan yang andal untuk menghambat laju perubahan iklim.
“Kemampuan karbon biru ini sering dikatakan lebih besar dibandingkan kemampuan yang sama dari vegetasi daratan, atau karbon hijau,” kata Menteri Trenggono.
Diketahui, Indonesia memiliki peran penting dalam hal mitigasi perubahan iklim dari aspek karbon biru. Sebab memiliki ekosistem mangrove sebesar 3,36 juta hektare dan padang lamun sebesar 3 juta hektare yang berpotensi hingga 17 persen sebagai cadangan karbon biru dunia.
Menurutnya, strategi ekonomi biru yang telah diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) guna meningkatkan kesehatan laut untuk menahan laju perubahan iklim, dan mempercepat pembangunan ekonomi berbasis kelautan secara berkelanjutan.
Strategi tersebut adalah berupa penguatan ekosistem karbon biru (blue carbon) dengan memperluas dan menjaga secara ketat kawasan konservasi mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.
Selanjutnya, menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, serta penataan pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau kecil yang mengutamakan perlindungan ekosistem.
“Laut dan ekosistem pesisir mempunyai fungsi penting dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, Senin (18/4/2022).
Demi berhasinya strategi ini, Menteri Trenggono berharap penguatan sinergi dengan beragam pihak, di antaranya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam hal merestorasi ekosistem mangrove.
Sebelum itu terkait ekonomi biru, Indonesia dan Panama telah meninjau kerja sama di bidang konservasi perairan.
Itu dilakukan dalam rangka membangun keselarasan penerapan konsep ekonomi karbon biru untuk menekan emisi karbon yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
“Langkah ini berkaitan dengan implementasi program ekonomi biru yang salah satunya melalui perluasan kawasan konservasi dan di mana salah satu (targetnya) 32,5 juta hektare,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan.
Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Panama Erika Mouynes di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada Jumat (8/4/2022) lalu.
Menteri Trenggono menjelaskan, kawasan konservasi perairan Indonesia setiap tahun terus bertambah dan ditargetkan pada 2030 bakal mencapai 32,5 juta hektare.
KKP, tutur dia, juga sedang membuat rencana target untuk dapat memperluas kawasan konservasi hingga 30 persen dari luas perairan.
Kawasan konservasi perairan merupakan kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, diperoleh dari Antara. Lokasi tersebut sangat berkaitan dengan karbon biru karena mangrove, lamun maupun biota lain yang ada di perairan tersebut menyesap karbon dalam jumlah besar.