FirstIndonesiaMagz.id – Perumda Pasar Jaya berencana melelang 920 ton beras sisa yang menumpuk di gudang Pulogadung, Jakarta Timur. Corporate Secretary Pasar Jaya Muhammad Fachri mengatakan kondisi ratusan ton beras itu sudah rusak tak layak konsumsi.
“Di dalam lelang sudah kami transparan umumkan ada dua hal yang wajib dipahami oleh peminat bahwa itu tidak layak dikonsumsi oleh manusia atau hewan secara langsung. Jadi itu tidak untuk konsumsi,” kata Fachri dilansir dari detikNews.
Fachri mengatakan beras ratusan ton itu merupakan buffer stock atau stok barang yang disediakan untuk menjaga operasional produksi. Pada akhir 2022, Pasar Jaya sempat mengajukan lelang terbuka kepada Kantor Pelayanan Kekayaan negara dan Lelang (KPKNL). Namun, prosesnya gagal. Karena itulah, pihaknya bakal mengajukan kembali lelang pada akhir bulan ini.
“Jadi jauh sebelum isu ini sudah kami lelang. Kami nggak mungkin lelang kalau bukan punya kami. Lelang udah berjalan di November 2022. Beras itu juga disampaikan sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Di dalam pengumuman lelang sudah disampaikan secara jelas,” ujarnya.
“Memang lelang kemarin itu gagal. Saya nggak tahu persis ya. Kami ajukan lelang lagi di 31 Januari 2023,” tambah dia.
Lalu, mengapa beras rusak dan tak layak konsumsi bisa dilelang? Terkait hal ini, Fachri menjelaskan bahwa beras tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk reprocessing.
“Mereka bisa reprocessing ya, saya nggak tahu ya buat apa. Tapi setidaknya kita juga harus ketentuan UU Pangan,” terangnya.
Sebelumnya, Perumda Pasar Jaya buka suara mengenai kabar dugaan penimbunan beras untuk bansos COVID-19 di gudang sewaan yang berlokasi di kawasan Pulogadung. Pasar Jaya menegaskan penyaluran bansos yang menjadi penugasannya telah dituntaskan sejak 2020.
Kendati demikian, Fachri membenarkan soal adanya beras yang rusak dan menumpuk di gudang penyimpanan Pulogadung. Namun, dia menegaskan beras itu tak diperuntukkan buat bansos, melainkan merupakan sisa usaha retail.
(kn)