FirstIndonesiaMagz.id– Smelter milik PT Freeport di Gresik, Jawa Timur terbakar, Senin (14/10). Smelter yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik ini terbakar sekitar pukul 17.45 WIB.
Dari video yang beredar di media sosial, terdengar ledakan di lokasi saat kebakaran terjadi dan dikabarkan bau amoniak juga tercium di dekat lokasi kejadian.
Katri Krisnati selaku VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia (PTFI) mengonfirmasi kabar kebakaran tersebut.
Ia menuturkan, tak ada korban dalam peristiwa kebakran ini.
“Tim tanggap darurat PTFI bergerak cepat menangani dan sedang berusaha memadamkan api tersebut,” ujar Katri Krisnati.
“Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Keselamatan para karyawan merupakan prioritas kami,” lanjutnya.
Katri juga menuturkan, pihaknya bakal melakukan asesmen dari kerusakan yang terjadi serta evaluasi terkait penyebab utama kejadian ini.
“PTFI akan melakukan asesmen dari kerusakan yang terjadi dan evaluasi terkait penyebab utama kejadian ini setelah area di unit ini aman untuk dimasuki,” jelasnya.
Kebakaran berhasil dipadamkan pada Senin malam.
Katri mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan untuk memadamkan kebakaran.
“Kami juga akan mengevaluasi dampak terhadap rencana peningkatan kapasitas operasi,” tutur katri.
“Terima kasih kepada lembaga pemerintah nasional dan daerah, perusahaan, media, serta semua pihak yang telah mendukung upaya penanggulangan kebakaran,” imbuhnya.
Diketahui, smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur baru diresmikan pada Juli 2024 lalu.
Peresmian tersebut dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia serta Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.
Smelter PTFI ini membutuhkan 30 bulan untuk pembangunan, termasuk 2 tahun saat pandemi.
“Biayanya sekitar Rp 58 triliun. Pada puncaknya, proyek ini sempat menyerap sekitar 40 ribu tenaga kerja,” ujar Tony Wenas saat peresmian Juli 2024 lalu.
Tony menambahkan, smelter PTFI di Gresik merupakan smelter single line terbesar di dunia dan diharapkan mampu memproses bahan baku dari tambang Freeport di Timika, Papua.
“Smelter diharapkan mampu menghasilkan 50-60 ton emas dan 220 ribu ton emas per tahun,” kata Tony Wenas.