firstindonesiamagz.id – Dampak aktivitas mogok dan kenaikan harga tempe membuat beberapa pengusaha warteg mengurangi ukuran tempe dan tahu yang di jual untuk pembeli.

Tak hanya itu sejumlah produsen tempe dan tahu juga ikut menjualnya dengan ukuran yang lebih kecil. Hal itu mereka lakukan sebagai strategi agar bisnisnya tetap bertahan dan dapat terus berjalan apalagi di era pandemi ini.

Ketua Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, para pengusaha warteg juga kebanyakan menaikkan harga serta memperkecil ukuran tempe dan tahu yang di jual, dikutip dari laman kompas.com

Mukroni sebelumnya telah menampung aspirasi dari beberapa pengusaha warteg meminta kepada pemerintah agar kenaikan harga kacang kedelai segera diatasi.

Sebab, kenaikan kacang kedelai yang menjadi kebutuhan tempe dan tahu naik setiap tahunnya.

“Jangan seperti pemadam kebakaran. Artinya planing sebelum kenaikan harga kedelai harus siap-siap menyelesaikan gejolak kenaikan kebutuhan pokok, termasuk tempe,” ujar mukroni.

Sebelumnya, para produsen tempe dan tahu sempat melakukan aktivitas mogok produksi selama tiga hari terhitung sejak Senin (21/2/2022).

Aktivitas mogok tesebut dilakukan karena kenaikan harga kacang kedelai yang melambung. Berdasarkan keterangan dari salah satu produsen tempe dan tahu, kenaikan harga kacang kedelai naik Rp 400.000. Pada akhir tahun harga kacang kedelai seharga Rp. 800.000, namun sekarang menjadi Rp 1.200.00.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here