Beranda News Zulhas Lagi-lagi Minta Masyarakat Konsumsi Beras Bulog

Zulhas Lagi-lagi Minta Masyarakat Konsumsi Beras Bulog

0
256

Potret Zulhas Source Money

FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas lagi-lagi meminta masyarakat supaya lebih memilih konsumsi dari beras premium ke beras Bulog.

Permintaan itu lantaran tingginya harga beras premium lokal karena mundurnya waktu panen raya tahun ini.

“Nah, pemerintah menyiapkan (beras) alternatif (untuk dikonsumsi masyarakat). Tadi banyak (beras) Bulog, berasnya enak (dan) juga bagus,” kata Zulhas, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Zulhas menyebut saat ini Bulog sendiri sudah menyiapkan beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan beras komersial sebagai alternatif bagi warga.

Dalam rincinya untuk beras SPHP dijual dengan harga Rp 55.000 per kantong isi 5 kg dan untuk beras komersial dijual seharga Rp 14.000 per kg.

Beras-beras yang disalurkan Bulog menurutnya mempunyai rasa yang enak dan berkualitas baik oleh sebab itu dia menyebut beras tersebut layak menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat.

“Ada beras komersial Rp 14.000 per kilogram, ada beras SPHP itu Rp 55.000 per karung (kemasan 5 kilogram). Sebetulnya kalau harga mahal, diharap masyarakat bisa beli alternatif. Berasnya bagus juga kok, dari beras komersial Bulog atau SPHP,” imbuhnya.

Zulhas menjelaskab adanya peralihan konsumsi masyarakat ke beras SPHP dan beras komersial Bulog ini, ketersediaan stok beras premium lokal yang saat ini mengalami perlambatan produksi bisa menjadi cukup.

Kondisi ini juga dinilai secara perlahan dapat menurunkan harga jual beras premium. Pasalnya dengan peralihan konsumsi tersebut permintaan beras premium lokal seiringnya bakal turun.

Kendati demikian, hal tersebut dapat menyebabkan suplai beras mengalami perlambatan produksi menjadi cukup.

“Ini laju kenaikan (harga) beras lokal yang belum panen ini bisa bertahan (cukup) kalau permintaan turun (karena warga beralih ke beras Bulog),” ucap dia.

Dia juga mengatakan tidak mungkin untuk memaksa masyarakat beralih dari beras premium lokal ke beras Bulog, walaupun hal ini dianggap dapat membuat harga beras tetap tinggi. Oleh karena itu, harapannya panen raya yang akan dimulai pada bulan Maret mendatang dapat segera memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras premium lokal.

“Namun, kita juga mendengar ada orang yang mengatakan bahwa rasanya (beras Bulog) berbeda, mereka sudah terbiasa dengan beras premium lokal, dan sulit untuk beralih. Contohnya, jika seseorang sudah terbiasa dengan beras Solo, beras Cianjur, mereka enggan untuk beralih,” ungkap Zulhas.

“Risikonya adalah bahwa harga beras premium lokal akan terus meningkat. Semoga pada bulan Maret sudah ada sebagian panen, dan menurut perkiraan saya, puncak panen raya akan terjadi pada bulan April-Mei dan baru pada saat itu beras lokal akan stabil,” tutupnya.

TIDAK ADA KOMENTAR