Ilustrasi Perbankan (Source: Ekonomi Bisnis)

FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK, Dian Ediana Rae menanggapi mengenai kondisi perbankan Indonesia saat ini. Menurutnya meski ada resesi global dan tingkat suku bunga yang tinggi, dampaknya terhadap Indonesia sangat terbatas atau “decoupling“.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkelanjutan di atas 5 persen, yang merupakan prestasi yang sangat baik dan bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Kondisi perekonomian, termasuk tingkat suku bunga dan inflasi, relatif terkendali,” kata dia, Selasa (27/02).

Lebih lanjut, kata dia faktor-faktor makroekonomi secara nasional sangat baik, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa atau Amerika.

“Kondisi perbankan Indonesia juga masih sangat baik. Profitabilitas perbankan kita mencapai 2,74 persen, dan rasio modal hampir mencapai 28 persen. Indikator lain seperti Non-Performing Loan (NPL) juga sangat rendah, dengan NPL net sekitar 0,7 persendan NPL gross sekitar 2 persen,” jelas dia.

Tidak hanya itu, ekspansi kredit juga masih berjalan dengan baik, dengan pertumbuhan kredit perbankan di atas 10 persen. Dana pihak ketiga juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Walaupun tidak sebesar ketika pandemi Covid-19, namun kondisi ini menurut Dian menunjukkan bahwa masyarakat dan korporasi masih melakukan aktivitas menabung.

“Saya tegaskan sekali lagi bahwa kondisi Indonesia sangat baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain,” ucap dia.

Terakhir, dia menyebut kondisi perbankan Indonesia yang baik ini disebabkan oleh upaya otoritas, termasuk OJK, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan LPS dalam membangun ekosistem perbankan yang sehat.

“Semua ketentuan prudensial yang dikeluarkan oleh OJK memenuhi standar internasional, seperti Basel Committee on Banking Supervision (BCBS),” tukas dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here