FirstIndonesiaMagz.id– Tujuh titik ruas rel Kereta Api di wilayah KAI Daop 8 Surabaya, Jawa Timur, patut diwaspadai. Pasalnya, ruas rel itu memiliki kerawanan bencana.
Tujuh titik ini tersebar membentang mulai dari sisi utara hingga Stasiun Tobo Padangan, di Kabupaten Bojonegoro, di jalur tengah hingga Stasiun Mojokerto, dan jalur selatan hingga Stasiun Wlingi, Kabupaten Blitar.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, dari panjang perlintasan rel kereta api di wilayahnya sejauh 530.168 kilometer, dengan melintasi 11 kabupaten kota di Jawa Timur, ada tujuh titik jalur rawan.
“Ada tujuh wilayah, di sini ada dua (jalur antara Stasiun) Pohgajih Wlingi, daerah longsor kemarin, sama Jodipan jembatan, itu menjadi daerah pantauan khusus kami rawan terjadi bencana alam,” kata Luqman Arif, Rabu (27/3).
Dia menambahkan, bila di jalur rel kereta antara Stasiun Wlingi Blitar hingga Stasiun Sumberpucung, Malang, ada beberapa titik yang rawan longsor dan banjir. Di tengah cuaca ekstrem yang masih terjadi, hal ini tentu bisa membuat perjalanan kereta api juga terganggu.
“Ruas jalur kereta api Wlingi – Sumberpucung pernah longsor, pernah tahun kemarin itu sampai mengganggu perjalanan kereta api,” kata dia.
Luqman melanjutkan, untuk jalur rel KA di Jembatan Jodipan, juga rawan. Sebab di bawahnya membentang Sungai Brantas, yang memiliki arus cukup deras.
“Kalau yang di Jodipan ini mungkin sungainya kan ini masuk musim hujan, arusnya deras, itu ada jembatan panjang jembatan kereta, ini mungkin kekuatan jembatan yang jadi perhatian kami,” tuturnya.
Titik kewaspadaan lain yakni di ruas rel antara Porong, Sidoarjo, dan jalur utara mulai Tandes, Gresik, serta Bojonegoro. Dimana jalur-jalur rel KA ini juga memiliki kerawanan diterjang banjir.
“Mitigasinya apa, kami menugaskan petugas penjaga dari lawan secara 24 jam bergantian di daerah-daerah tadi,” katanya.
Nantinya dari petugas yang menjaga daerah-daerah rawan itulah, akan melaporkan ke pusat kendali jika ditemukan adanya potensi bahaya dalam perjalanan kereta api, termasuk jika ada potensi bencana yang menutupi rel KA.
“Mereka akan lapor ke pusat kendali, dan segera mengambil tindakan yang diperlukan. Terus kedua kami menyiagakan yang namanya alat material untuk siaga AMUS terdiri dari batu, besi, kayu, dan itu ditaruh diletakkan di atas gerbong kereta api,” pungkasnya.