FirstIndonesiaMagz.id– Keberadaan Kilang Pertamina Internasional (KPI) harus memberikan manfaat bagi masyarakat dimana kilang beroperasi. Untuk itu, KPI terus melakukan inovasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
“Keberadaan kilang tidak hanya sebagai mata rantai ketahanan energi, namun juga diharapkan dapat memandirikan masyarakat dimana kilang beroperasi,” kata Pjs. Corporate Secretary KPI Milla Suciyani.
Milla menjelaskan program-program yang dilaksanakan oleh KPI melalui unit-unit operasinya diharapkan dapat memberikan dampak bagi masyarakat.
“Kami berharap program-program yang dilaksanakan di unit-unit operasi KPI, selain berdampak bagi masyarakat, program-program ini juga dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat lebih luas,” kata Milla.
Di Balikpapan, KPI melalui Kilang Balikpapan melaksanakan program Kaliandra. Sejak 2022, Program Kaliandra dijalankan untuk menjawab kerentanan sosial-lingkungan di Kelurahan Baru Ilir. Program ini dilaksanakan berdasarkan hasil Social Mapping tahun 2024 yang menunjukkan adanya beberapa potensi risiko longsor di tanah lempung, keterbatasan ruang hijau, serta tantangan ekonomi masyarakat rentan.
“Program Kaliandra dikembangkan dengan empat pilar utama—lingkungan berkelanjutan, ketangguhan bencana, kesehatan masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi. Program Kaliandra menghadirkan solusi holistik bagi kawasan padat penduduk yang rawan longsor melalui teknologi Drum Eco Shield, lorong hijau, posyandu untuk lansia dan balita, hingga inkubasi UMKM perempuan yang memperkuat kemandirian ekonomi lokal,” jelas Milla.
Di wilayah kilang Dumai operasi Sei Pakning, masyarakat yang dahulu bergantung pada perburuan madu hutan kini bertransformasi menjadi peternak lebah gambut yang ramah lingkungan. Inovasi sederhana seperti kotak sarang buatan dan alat ekstraktor madu memampukan mereka menjaga ekosistem sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga.
Dari Indramayu, Kilang Balongan menghadirkan program BERBISIK (Berdaya, Berkolaborasi Inklusif, Inovasi, dan Karya) yang membuka ruang bagi penyandang disabilitas tunarungu untuk berkarya melalui Kopi Teman Istimewa dan workshop kreatif. Bersama kelompok Wiralodra, mereka mengolah sampah plastik dan minyak jelantah menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus memperkenalkan inovasi ramah lingkungan seperti kompor hemat energi dan sistem peringatan darurat untuk teman tuli.
Di ujung timur Indonesia, Kilang Kasim memberdayakan perempuan adat Moi Lemas Papua Barat Daya melalui Kalifiti Group. Dengan dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya, mereka kini mengolah kelapa menjadi minyak sekaligus memanfaatkan limbah ampas kelapa menjadi biskuit bergizi untuk ibu hamil dan balita. Program ini bukan hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga membantu mencegah stunting serta meningkatkan pendapatan kelompok hingga lebih dari sepuluh kali lipat.
Adapun Kilang Dumai melalui program “Serumpun Paman Bahri” menerapkan konsep Integrated Coastal Zone Management (ICZM) untuk memperkuat ketahanan masyarakat pesisir Mundam dari ancaman abrasi pantai. Program ini meliputi rehabilitasi mangrove, pembangunan breakwater berbasis kearifan lokal, diversifikasi usaha nelayan, pemberdayaan perempuan pesisir, hingga pemanfaatan energi surya untuk budidaya perikanan.
Dampaknya nyata program ini 150 meter garis pantai kini terlindungi, hasil tangkap nelayan meningkat 15–25 kg per perjalanan, pendapatan rumah tangga setara upah minimum, dan status gizi balita serta ibu hamil lebih terpantau melalui Posyandu Sehati. Program ini menunjukkan bagaimana sinergi lintas pihak bisa melahirkan pesisir yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan.
“Program-program ini adalah refleksi dari semangat kolaborasi antara KPI dan masyarakat. Program-program ini mencerminkan transformasi nyata dari masyarakat dan lingkungan sekitar kilang. Dari gambut di Riau, kampung padat penduduk di Balikpapan, hingga perempuan adat di Papua dan pesisir Dumai. Semuanya lahir dari kebutuhan lokal dan dikerjakan bersama-sama,” ujar Milla.
Capaian ini sejalan dengan dukungan KPI terhadap prinsip ESG serta kontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, TPB 5 Kesetaraan Gender, dan TPB 13 Penanganan Perubahan Iklim. Selain itu, program-program ini juga mendukung agenda pembangunan nasional melalui Asta Cita Pemerintah, terutama poin 4 meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan poin 6 membangun lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Dengan semangat People, Planet, Profit, KPI menegaskan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal bisnis energi, melainkan juga energi untuk kehidupan—mewujudkan masyarakat inklusif, lingkungan yang lestari, dan masa depan bangsa yang tangguh,” tutup Milla.