Dokumentasi Wawancara Penjurian ICEA 2025
Dokumentasi Wawancara Penjurian ICEA 2025

FirstIndonesiaMagz.id– PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit VI Balongan terus menunjukkan komitmennya dalam pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat. Melalui program unggulan BERBISIK (Berdaya, Berkolaborasi, Inklusif, Inovasi, dan Karya), perusahaan berhasil menghadirkan model pemberdayaan masyarakat inklusif yang memadukan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara terpadu.

Pada Kamis (30/10), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit VI Balongan telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2025 yang diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para konsultan CSR, pakar ekonomi, keuangan, lembaga terkait, serta dukungan Kementerian dan Lembaga terkait.

ICEA 2025 merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tahunan kepada perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta yang telah menjalankan program Corporate Social Responsibelity (CSR)/ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/ Community Development terbaik.

Adanya ICEA ini diharapkan dapat mendorong dan menjadi penyemangat serta tantangan tersendiri bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan program CSR dengan merumuskan kembali program CSR-nya, guna mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).

Dalam kegiatan ICEA 2025 ini akan melalui beberapa tahap meliputi kegiatan penjurian dan penilaian dari para dewan juri serta tahap final-nya perolehan penghargaan.

Pada saat kegiatan wawancara penjurian, pemaparan materi oleh Andromedo Cahyo Purnomo selaku Officer I CSR & SMEPP PT KPI Unit VI Balongan.

Program BERBISIK milik KPI Unit VI Balongan pertama kali diluncurkan pada tahun 2022 dengan mengusung konsep inclusive pathways yang berorientasi pada peningkatan kapabilitas dan kemandirian masyarakat, khususnya kelompok difabel dan masyarakat rentan di wilayah operasi perusahaan. Program ini bukan merupakan kegiatan charity, melainkan pendekatan inklusif yang berfokus pada penciptaan nilai ekonomi baru dan kemandirian sosial.

Implementasi program BERBISIK dilandasi oleh kondisi sosial masyarakat Indramayu yang masih menghadapi keterbatasan akses pekerjaan bagi penyandang disabilitas, khususnya difabel tuli, serta minimnya ruang inklusi yang ramah bagi mereka. Di sisi lain, permasalahan pengelolaan sampah yang belum optimal turut memberikan tantangan bagi kelestarian lingkungan.

Berdasarkan hasil social mapping dan baseline study, PT KPI Unit VI Balongan memandang perlunya pendekatan terpadu yang mampu menjawab isu sosial dan lingkungan secara simultan. Melalui BERBISIK, perusahaan berupaya mengatasi diskriminasi terhadap difabel, meningkatkan kepercayaan diri mereka, sekaligus menciptakan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dengan nilai ekonomi yang nyata bagi masyarakat.

Pelaksanaan BERBISIK mencakup kegiatan pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi berbagai kelompok rentan, antara lain difabel, perempuan, lansia, keluarga miskin, serta warga binaan lembaga pemasyarakatan.

Hingga saat ini, program telah melibatkan:

  • 122 difabel dalam kegiatan workshop dan pelatihan,
  • 55 perempuan penerima manfaat pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha,
  • 14 lansia yang berperan sebagai pegiat lingkungan,
  • serta 55 warga binaan pemasyarakatan yang diberdayakan melalui replikasi Integrated Farming.

Salah satu inisiatif unggulan dari program ini adalah pembentukan unit usaha “Kopi Teman Istimewa”, yang dikelola sepenuhnya oleh tujuh barista tuli. Dalam kurun waktu dua tahun, usaha ini mampu menghasilkan kas sebesar Rp169 juta, serta menjadi wadah pelatihan dan magang bagi siswa dari lima Sekolah Luar Biasa (SLB) di Indramayu. Program ini kemudian dikembangkan menjadi “Kopi Tumpah” (Kopi Tukar Sampah), yang mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah plastik melalui mekanisme ekonomi sirkular.

Selain itu, BERBISIK juga melahirkan berbagai inisiatif sosial lain seperti:

  • PALU MANTUL (Pelayanan Inklusif bagi Teman Tuli);
  • Pelatihan Bahasa Isyarat bagi perangkat pemerintahan;
  • Pojok Kreasi Al-Qur’an Bahasa Isyarat;
  • serta inisiasi Kampung Ramah Disabilitas di Kabupaten Indramayu.

Dari sisi lingkungan, BERBISIK menginisiasi inovasi PERISALTIK (Produk Olahan Hasil Solidifikasi Sampah Plastik) yang mengolah limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomi. Untuk sampah organik, kelompok masyarakat dan lansia melalui komunitas Wiralodra mengelolanya dengan metode budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF), sebagai sumber protein alternatif dan solusi pengurangan sampah.

Kegiatan ini juga direplikasi di SMK Negeri 1 Balongan dan Lapas Kelas IIB Indramayu melalui penerapan integrated farming, pengolahan sampah organik dan anorganik, budidaya ikan lele, serta kegiatan perlindungan pesisir dengan penanaman cemara laut.

Program BERBISIK memberikan dampak nyata baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Hingga tahun 2025, program ini telah menghasilkan:

  • peningkatan total pendapatan penerima manfaat sebesar Rp1,41 miliar,
  • pengurangan emisi karbon sebesar 4.650,6 kg CO₂ ekuivalen per minggu,
  • pengelolaan sampah organik sebanyak 1,8 ton per tahun,
  • serta pengolahan minyak jelantah dan limbah plastik masing-masing mencapai 240 liter dan 3,8 ton per tahun.

Keberhasilan BERBISIK tidak terlepas dari kolaborasi multipihak antara perusahaan, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas masyarakat sipil. Sinergi ini menjadikan program tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga replikatif di berbagai wilayah.

Program BERBISIK merupakan wujud nyata implementasi komitmen PT Kilang Pertamina Internasional terhadap prinsip keberlanjutan (sustainability), inklusi sosial, dan tanggung jawab lingkungan.

Melalui pendekatan pemberdayaan yang terstruktur, BERBISIK berhasil mengubah paradigma dari “penerima bantuan” menjadi “pencipta nilai”, sekaligus menghadirkan bukti bahwa keberlanjutan dapat dimulai dari kesadaran sederhana — bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki potensi untuk berdaya dan berkontribusi bagi masa depan yang lebih inklusif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here