Tragedi Maut Hong Kong, 44 Tewas dan Ratusan Hilang dalam Kebakaran
Tragedi Maut Hong Kong, 44 Tewas dan Ratusan Hilang dalam Kebakaran

FirstIndonesiaMagz.id– Hong Kong diguncang tragedi besar setelah kebakaran dahsyat melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court pada Rabu malam dan belum berhasil dipadamkan sepenuhnya hingga Kamis (27/11) pagi. Dalam insiden yang disebut sebagai kebakaran paling mematikan sejak tahun 1962 itu, sebanyak 44 orang dilaporkan tewas, sementara 279 penduduk masih belum ditemukan.

Petugas pemadam kebakaran bekerja tanpa henti sepanjang malam, namun upaya mereka menghadapi berbagai hambatan. Suhu ekstrem, asap pekat, serta ruang akses yang sulit membuat tim sulit menjangkau lantai atas gedung berlantai 32 tersebut.

Derek Armstrong Chan, Wakil Direktur Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Hong Kong, mengatakan bahwa beberapa lantai “tidak dapat dijangkau” meski ada laporan permintaan bantuan dari warga.

“Suhu di lokasi sangat tinggi dan ada beberapa lantai yang tidak dapat kami jangkau untuk menolong orang-orang yang meminta bantuan, tetapi kami akan terus mencoba,” ujarnya.

Polisi Hong Kong mengonfirmasi bahwa tiga pria dari sebuah perusahaan konstruksi telah ditangkap terkait dugaan kelalaian dalam pekerjaan pemeliharaan di gedung tersebut. Penangkapan dilakukan pada pukul 02.00 dini hari di distrik Tai Po, Ngau Tau Kok, dan San Po Kong.

Eileen Chung, Senior Superintendent Kepolisian Hong Kong, mengatakan bahwa pihaknya memiliki alasan kuat untuk menduga adanya kelalaian serius yang menyebabkan api menyebar cepat dan tidak terkendali.

“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pihak yang bertanggung jawab di perusahaan itu sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan membuat api menyebar tanpa terkendali, mengakibatkan banyak korban,” ujar Chung, dikutip dari Reuters.

Selain penyelidikan terhadap sumber api, otoritas juga menelaah material eksterior gedung yang diduga berperan mempercepat penyebaran api. Angin kencang serta serpihan material yang terbawa arus udara turut memperparah situasi, mendorong kobaran api merambat ke blok-blok di sekitarnya.

Pemandangan di sekitar kompleks apartemen menggambarkan skala tragedi yang terjadi. Bagian rangka perancah yang hangus terlihat berjatuhan dari blok-blok gedung, sementara kobaran api terus muncul dari dalam unit-unit apartemen. Pada beberapa titik, asap tebal dan api menyembur keluar dari jendela, memantulkan cahaya oranye yang menakutkan ke gedung-gedung sekitar.

Tragedi ini juga menarik perhatian pemerintah pusat di Beijing. Presiden China Xi Jinping menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban, termasuk petugas pemadam kebakaran yang gugur dalam tugas.

Dalam laporan CCTV, Xi menyerukan agar seluruh upaya dikerahkan untuk memadamkan api serta meminimalkan korban jiwa dan kerugian.

Di Hong Kong, Pemimpin Eksekutif John Lee mengatakan dirinya “sangat berduka” dan memastikan bahwa seluruh departemen pemerintah telah dikerahkan untuk membantu warga terdampak, termasuk penyediaan tempat penampungan sementara serta dukungan kesehatan.

Meski sejumlah area dinyatakan dalam kondisi terkendali, beberapa titik api masih menyala di bagian lain gedung. Petugas pemadam menargetkan untuk memasuki lantai-lantai yang sebelumnya tidak dapat dijangkau, sambil terus memantau kemungkinan runtuhan material yang membahayakan keselamatan tim.

Otoritas berjanji akan mempercepat proses investigasi guna memastikan penyebab pasti kebakaran dan menegakkan akuntabilitas pihak yang terlibat.

Tragedi Wang Fuk Court menjadi peringatan kelam bagi keselamatan bangunan bertingkat di salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia—sebuah insiden yang kini memicu seruan baru untuk memperketat standar perawatan gedung serta prosedur keselamatan kebakaran di Hong Kong.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here