Ilustrasi Gerhana Matahari Hibrida - Pixabay.com/Medcom.id

FirstIndonesiaMagz.id-Fenomena astronomis seringkali terjadi seperti halnya fenomena Gerhana Matahari Hibrida yang diinformasikan bakal terjadi dalam kurun waktu dekat ini.

Diketahui Gerhana Matahari Hibrida bakal terjadi pada 20 April 2023. Gerhana Matahari Hibrida termasuk dari empat jenis fenomena gerhana matahari.

Sedangkan fenomena gerhana matahari sendiri terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi berada di posisi sejajar, baik sebagian maupun seluruhnya, mengutip NASA Solar System. Kendati demikian, hal tersebut bergantung pada bagaimana ketiganya berada dalam posisi sejajar, yang dapat memberikan penampakan gerhana matahari yang unik dan menarik.

Sebagai informasi, fenomena gerhana ini hanya terjadi dua kali dalam setahun.

Di samping itu mengutip dari kompas.com, terdapat empat jenis gerhana matahari yakni Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin, Gerhana Matahari Sebagian dan Gerhana Matahari Hibrida.

Lebih jauh, fenomena gerhana matahari terjadi saat Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, yang selanjutnya menyebabkan bayangan di Bumi yang sepenuhnya atau sebagian menghalangi cahaya Matahari di sejumlah area.

Lalu, apa itu fenomena Gerhana Matahari Hibrida?

Sebagaimana yang dimuat Space, Senin (10/4/2023), fenomena Gerhana Matahari Hibrida bakal terjadi di Indonesia pada 20 April 2023.

Fenomena ini merupakan peristiwa langka dan unik yang jarang terjadi.

Fenomena gerhana matahari hibrida merupakan jenis matahari yang terjadi hanya beberapa kali dalam satu abad. Peristiwa astronomis ini merupakan gabungan dari tiga jenis gerhana matahari lainnya.

Berdasarkan informasi yang dibagikan NASA Solar System, fenomena Gerhana Matahari Hibrida terjadi lantaran permukaan Bumi yang melengkung, sehingga tak jarang gerhana dapat bergeser antara annular (atau tampak seperti Gerhana Matahari Cincin) dan Gerhana Matahari Total saat bayangan Bumi bergerak melintasi bola bumi.

“Jadi, akan ada wilayah yang mengalami Gerhana Matahari Cincin, dan ada pula yang akan mengalami Gerhana Matahari Total,” begitu informasi yang sampaikan NASA Solar System melalui laman resminya.

Sementara itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), juga tidak menampik bahwa Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia bakal terjadi pada 20 April 2023.

Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging, mengatakan fenomena gerhana matahari yang langka itu bakal terjadi selama 3 jam 5 menit.

Kemudian durasi tersebut dari awal sampai akhir, bila dipantau dari Biak, dengan durasi fase tertutup total selama 58 detik.

“Jika diamati dari jakarta, maka durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit, dan persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen,” pungkas Emanuel.

nz

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here