Sumber: Reuters

FirstIndonesiaMagz.id- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan data analisis terbaru tentang kemungkinan gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat.

Menurut analisis yang dipublikasikan Badan Geologi hari ini (27 April 2023), Kepulauan Mentawai, khususnya Pulau Siberut, merupakan wilayah dengan kondisi morfologi yang rawan gempa.

Padahal, pesisir Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami, dengan probabilitas tinggi tsunami mencapai 1,96 hingga 8,36 meter sepanjang pesisir.

“Menurut data Badan Geologi pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai sekitar 1,96 m hingga 8,36 m,” tulis analisis Badan Geologi Kementerian ESDM dikutip dari CNBC Indonesia pada Kamis (27/04).

Survei Geologi menganalisis bahwa morfologi Pulau Siberut secara umum didominasi oleh perbukitan, lembah, dan dataran pantai yang bergelombang dan terjal. Pulau Siberut sebagian besar terdiri dari tanah keras (kelas C) dan sebagian sedang (kelas D) dan lunak (kelas E), terutama di daerah pesisir.

Batuan pratersier berupa batuan metamorf dan metasedimen, batuan tersier adalah batuan sedimen dan batuan sedimen masa Kuarter yang terdiri dari dataran banjir dan endapan sungai. Beberapa batuan pra-tersier dan tersier terkikis.
“Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” ungkap analisis Badan Geologi.

Selain itu, morfologi perbukitan yang tersusun dari bebatuan tua dapat memicu gempa kuat dan hujan lebat di permukaan tanah. Diketahui, pada 25 April 2023 terjadi gempa dengan magnitudo 6,9 di Kepulauan Mentawai. Masih ada gempa susulan di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat hari ini, Kamis (27 April 2023). Gempa bermagnitudo 5,2 ini terjadi pada pukul 03:43 WIB pagi tadi.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di Selat Siberut pada koordinat 0,80° LS dan 98,4° BT dengan magnitudo (M5,2) pada kedalaman 10 kilometer. dan 36,3 km dari Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Menurut United States Geological Survey (USGS), gempa berpusat di koordinat 0.770° S dan 98.590° BT, dengan magnitudo (M5.1) dan kedalaman 10 kilometer. Berdasarkan data dari German GeoForschungsZentrum (GFZ), pusat gempa terletak pada koordinat 0,76° LS dan 98,65° BT dengan magnitudo (M5.1) pada kedalaman 36 kilometer.

“Kejadian gempa bumi ini merupakan serangkaian gempa bumi susulan setelah gempa bumi utama tanggal 25 April 2023 dengan magnitudo (M6,9),” ungkap Badan Geologi.

Berdasarkan data lokasi episenter, kedalaman, dan mekanisme sumber BMKG, kejadian gempa ini terkait dengan aktivitas megathrust, di mana mekanisme sesar upthrust bergerak barat laut-tenggara dengan sudut lemah, tambahnya.

Menurut BMKG, gempa dengan skala MMI (Modified Mercally Intensity) III-IV dirasakan di Pulau Batu dan Pulau Siberut. Menurut Badan Survei Geologi, sebaran permukiman yang terdampak gempa terletak di daerah rawan bencana (KRB) akibat gempa sedang dan kuat. Gempa ini tidak menimbulkan tsunami, meskipun pusat gempa berada di laut, namun tidak menimbulkan deformasi bawah laut yang dapat memicu tsunami.

Meski demikian, Badan Geologi meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pejabat BPBD setempat, waspada terhadap gempa susulan dan mewaspadai kemungkinan tsunami. Jangan percaya rumor yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami.

“Oleh karena daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural,” tulis rekomendasi Badan Geologi.

Gempa bumi ini diperkirakan tidak menimbulkan risiko terkait berupa retakan tanah, penurunan tanah, pergerakan tanah, dan likuifaksi. (A)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here