FirstIndonesiaMagz.id-Data IQAir menunjukkan polusi udara di Jakarta tahun ini seringkali menempati posisi peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia.
Mengetahui kondisi tersebut, masyarakat Jakarta mengkhawatirkan Jakarta akan menjadi kota yang tidak tidak sehat bagi paru-paru mereka.
Lantaran tingkat polutan di udara Jakarta yang begitu buruk, berdasarkan laporan tahun lalu, rata-rata tingkat PM 2.5 di Jakarta berada di angka 36,2.
Sementara rata-rata berada di tingkat PM 2.5, hal ini tentu tampak begitu mencengangkan, mirisnya lagi angka tersebut bahkan sempat naik menjadi angka 50 pada Juli 2022.
Tercemarnya udara ini memang sebagian masyarakat Jakarta ada yang memaklumi. Namun, menurut laporan pada 22 Juni 2023, pukul 00.07 WIB, saat sebagian besar aktivitas telah berhenti, terlihat tingkat PM 2.5 di kawasan Jakarta berada di level 180. Sedangkan tingkat PM 2.5 di kawasan Ragunan berada di angka 215.
Menilik pada tahun1960-an, polusi udara di Jakarta sendiri mulai menjadi masalah serius. Penyebabnya lantaran polusi adalah pembakaran bahan bakar fosil oleh kendaraan bermotor, industri, dan pembangkit listrik.
Selain itu, polusi di Jakarta juga disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan untuk ekspansi kota, kegiatan pertanian, dan penggunaan bahan bakar padat dalam memasak.
Semakin berubahnya kota Jakarta dan bertambah pula populasi penduduknya, volume kendaraan yang ada di kota Jakarta juga ikut melonjak. Hal ini tercatat saat ini lebih dari 10 juta populasi penduduk Jakarta. Sementara populasi keseluruhan Jabodetabek menyentuh angka 31 juta.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya infrastruktur yang ramah bagi pejalan kaki dan transportasi umum yang masih belum cukup menjangkau keseluruhan wilayah Jabodetabek.
Karena itulah masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan pribadi dalam mobilitasnya dan imbasnya Jakarta makin penuh dengan polusi. Belum lagi industri yang ada di Jakarta yang juga berkontribusi menambah polusi di Jakarta.
Sebagaimana yang dimuat dalam Kompasiana, berikut ini beberapa masalah, termasuk dampak kesehatan yang dapat menimpa masyarakat Jakarta, seperti:
-Penyakit Jantung dan Stroke.
-Kematian dini.
-Gangguan pernafasan, seperti asma, bronkitis, dan pneumonia.
-Polusi udara juga berdampak buruk bagi lingkungan contohnya saja merusak tanaman, menimbulkan penyakit kepada hewan dan terjadinya hujan deras dan juga banjir.
Karena begitu banyak masalah dan dampak akibat polusi Jakarta yang begitu buruk, ini dia sejumlah solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah kota Jakarta dan kota sekitarnya untuk menangani polusi udara:
-Ada baiknya pemerintah membangun lebih banyak jalur sepeda dan trotoar.
Jalur sepeda dan trotoar bakal membuat masyarakat lebih mudah untuk bersepeda atau berjalan kaki. Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah kendaraan pribadi di jalan raya, yang akan membantu mengurangi polusi udara.
-Meningkatkan kualitas transportasi umum di Jabodetabek dengan membuat lebih banyak rute bus dan kereta, membuat transportasi umum lebih terjangkau, dan lebih aman.
Saat ini minat masyarakat menggunakan transportasi umum begitu rendah, namun dengan meningkatkan kualitas transportasi umum maka minat masyarakat pun untuk memanfaatkan transportasi sebagai moda utama mobilitas akan semakin melonjak.
Pemakaian kendaraan pribadi juga nantinya akan menurun dan mengurangi polusi udara.
-Perbanyak menanam pohon juga dapat membantu mengurangi polusi udara dengan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Pemerintah Jakarta dan sekitarnya dapat menanam lebih banyak pohon di taman, jalan raya, dan daerah lainnya. Pada akhirnya kualitas udara dan kota akan menjadi lebih hijau dan nyaman.
-Penegakan hukum perlu diterapkan, misalnya saja dengan memberikan denda kepada orang yang melanggar peraturan polusi udara, seperti dengan membakar sampah dan limbah. Dengan begitu polusi udara akan berkurang dan lingkungan pun menjadi sehat.