FirstIndonesiaMagz.id– Harga minyak naik pada Senin (2/10) setelah sebelumnya mencatat penurunan di penghujung pekan lalu.
Dilansir dari Reuters, investor fokus pada prospek pasokan global yang ketat. Tehindarnya Amerika Serikat (AS) dari penutupan pemerintah atau government shutdown juga mendongkrak sentimen.
Harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Desember naik 18 sen, atau 0,2%, menjadi USD92,38 per barel pada pukul 00.37 GMT setelah sebelumnya turun 90 sen pada Jumat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen, atau 0,3%, menjadi USD91,02 per barel, setelah sebelumnya melemah 92 sen pada Jumat.
Kedua patokan tersebut menguat hampir 30% pada kuartal ketiga di tengah perkiraan defisit pasokan minyak mentah pada akhir 2024. Lonjakan dipicu keputusan Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun.
Menurut beberapa sumber yang diwawancarai Reuters, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dengan Rusia dan sekutu-sekutunya, atau OPEC Plus, kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan produksi minyaknya saat ini. Mereka akan mengadakan pertemuan pada Rabu.
“Harga minyak memulai minggu ini dengan kuat di tengah kekhawatiran pasokan,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, sebuah unit dari Nissan Securities.
“Namun, apakah pasar akan naik lebih lanjut atau tidak akan bergantung pada tren permintaan di masa depan,” katanya.
Jumlah rig minyak dan gas AS, indikator untuk produksi di masa depan, turun tujuh rig menjadi 623 dalam sepekan hingga 29 September, terendah sejak Februari 2022. Hal itu diungkap perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan dalam laporan terbarunya.