FirstIndonesiaMagz.id- Ada beberapa kasus dugaan peretasan dan penjualan data sensitif pemerintah atau organisasi Indonesia. Terakhir, website Kementerian Pertahanan disebut-sebut telah diretas dan sebagian datanya juga dijual.
Saat ditanya mengenai hal tersebut, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Pratama Persadha mengakui kemampuan pertahanan siber Indonesia sangat lemah. Peretas dengan mudah menemukan celah keamanan untuk menembus sistem instansi pemerintah Indonesia.
“Sebenarnya ini yang bisa tahu Kementerian Pertahanan sendiri. Dari pengamatan saya, beberapa peretasan yang terjadi di lembaga pemerintah kita memang kenyataannya pertahanan siber sangat lemah sekali,” jelas Pratama, dalam dilansir dari CNBC Indonesia, Jumat (03/11).
Ia menjelaskan juga bahwa, pemilik sistem terkadang mendapat kesan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik, baik, dan dapat diakses.
Mereka tidak melihat adanya kelemahan dalam sistem.
Keamanan siber meskipun masih berupa proses. Pemilik website harus selalu memantau sistemnya setiap hari.
Dalam kesempatan itu, Pratama mengatakan para hacker terus menggunakan teknologi yang canggih untuk melakukan kejahatannya. Bahkan Ia menyebutkan peretas telah menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Penggunaan teknologi canggih harusnya jadi perhatian lebih seluruh pihak. Mengingat teknologi seperti AI bisa terus melakukan proses yang diinginkan terus menerus dan akan mengalahkan manusia.
Pratama mengingatkan seluruh pihak juga harus melawan kecanggihan tersebut, yakni harus menggunakan pula sistem canggih dalam platform yang dimiliki. ***