FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Kelompok Houthi kini tengah menjadi perbincangan global. Hal itu lantaran, penguasa Yaman tersebut memutuskan untuk membajak sejumlah kapal yang berhubungan dengan Israel sebagai bentuk dukungan mereka terhadap Hamas dan Gaza, yang saat ini diserang Tel Aviv.
Aksi pembajakan ini pun ditanggapi Amerika Serikat (AS). Washington mengumumkan koalisi pada hari Senin (18/12/2023) untuk melindungi perdagangan di Laut Merah setelah serangan Houthi memaksa perusahaan pelayaran untuk menghentikan operasinya.
Di samping itu, Bahrain juga turut bergabung dalam koalisi. Bahrain menjadi satu-satunya negara yang bergabung dalam gerbong pimpinan Amerika Serikat.
Kendati demikian, fakta mencengangkan yang menjadi alasan manuver Manama untuk bergabung bersama AS dalam operasi menjaga Laut Merah ini yakni Bahrain telah mengambil bagian dalam intervensi militer di Yaman yang dipelopori oleh Arab Saudi sejak tahun 2015. Bahrain mendukung pemerintah Yaman melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Selain itu, laut Merah menjadi perairan yang strategis dalam sektor impor dan ekspor. Sekitar 12% perdagangan global melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez.
Penyerangan Houthi telah mengambil aluh sebagian besar perdagangan dengan memaksa perusahaan pelayaran untuk berlayar keliling Afrika berdampak pada biaya yang lebih mahal dan terjadi penundaan.
Penyerangan itu pun juga berbuntut pada Bahrain, yang hanya mengandalkan ekspor bahan bakar minyak mentah sebagai unggulan perdagangannya.
Di samping itu, Bahhrain memiliki hubungan diplomatik dengan Israel yang dibina sejak 2020. Hubungan baik ini merupakan normalisasi terhadap salah satu rangkaian dari design diplomasi Amerika Serikat (AS) agat semakin banyak negara Arab yang berhubungan dengan Negeri Yahudi itu.