BEI Akan Mulai Fasilitasi Penerbitan Social Bonds di Pasar Modal Indonesia

FirstIndonesiaMagz.id– PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan kesiapan dan dukungan untuk memfasilitasi penerbitan efek bersifat utang dan/atau sukuk berwawasan sosial (Social Bonds) di pasar modal.

Sejumlah langkah disiapkan, termasuk peluang untuk menerapkan insentif sebagaimana pernah dilakukan terhadap efek bersifat utang dan/atau sukuk berwawasan lingkungan (Green Bond).

“Jika dirasa perlu dukungan dalam pemberian insentif lagi (untuk social bonds), makan akan kita lihat. Tapi kita selalu siap untuk memberikan support,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik saat ditemui di sela acara Capital Market & Summit Expo 2023, Kamis (27/10).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 18 tahun 2023 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Berifat Utang dan Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan. Payung regulasi ini menggantikan POJK Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

“Bursa sudah memberikan insentif untuk penerbitan green bond sebelumnya, ada diskon untuk pencatatan, dan lain-lain,” tegas Jeffrey.

Dalam POJK yang baru telah diperluas cakupan aturan dalam hal jenis efek, tema keberlanjutan, dan mekanisme penerbitannya.

Sebelumnya entitas BUMN dalam bidang pembiayaan sekunder perumahan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bersiap menjadi penerbit obligasi tersebut. SMF menjadi perusahaan pertama yang menerbitkan social bonds di Indonesia.

“Bergabung bersama kami hari ini adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), yang siap membuat sejarah dengan ikatan sosial pertama di Indonesia, yang memungkinkan perusahaan memenuhi komitmennya dalam membangun rumah dan mengubah kehidupan banyak orang,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi di Konferensi Pers ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) 2023, Selasa (17/10).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menuturkan pihaknya juga akan menerbitkan sukuk musyakarah senilai Rp1,5 triliun atau setara USD100 juta. Penerbitan ini didukung oleh Asian Development Bank (ADB)

“SMF telah berpartisipasi dalam transaksi menuju pasar modal berkelanjutan dengan menerbitkan obligasi sosial yang telah kami daftarkan tadi malam,” tutur Ananta.

Ia menerangkan seluruh dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pilihan ini diambil menyusul adanya kekurangan kepemilikan rumah (backlog) di Indonesia sudah mencapai 12,7 juta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here