FirstIndonesiaMagz.id– PT Eco Karya Teknologi (Crustea Indonesia) hadir sebagai perusahaan teknologi akuakultur yang berkomitmen mendorong budidaya berkelanjutan melalui inovasi dan pemberdayaan. Dengan mengembangkan berbagai solusi berbasis teknologi, Crustea membantu petani tambak meningkatkan produktivitas, efisiensi energi, serta menjaga keseimbangan lingkungan.
Pada Jumat (31/10), PT Eco Karya Teknologi (Crustea Indonesia) telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2025 yang diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para konsultan CSR, pakar ekonomi, keuangan, lembaga terkait, serta dukungan Kementerian dan Lembaga terkait.
ICEA 2025 merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tahunan kepada perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta yang telah menjalankan program Corporate Social Responsibelity (CSR)/ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/ Community Development terbaik.
Adanya ICEA ini diharapkan dapat mendorong dan menjadi penyemangat serta tantangan tersendiri bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan program CSR dengan merumuskan kembali program CSR-nya, guna mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).
Dalam kegiatan ICEA 2025 ini akan melalui beberapa tahap meliputi kegiatan penjurian dan penilaian dari para dewan juri serta tahap final-nya perolehan penghargaan.
Pada saat kegiatan wawancara penjurian, pemaparan materi oleh CEO Crustea Indonesia, Roikhanatun Nafi’ah.
Sebanyak 90% petani akuakultur di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang membatasi produktivitas, mulai dari rendahnya kadar oksigen terlarut hingga biaya operasional yang tinggi—mencapai sekitar Rp100 juta per bulan. Menjawab permasalahan ini, Crustea menghadirkan berbagai produk unggulan seperti Eco-Aerator, Smart Energy, EBII System, dan Solar Panels.
Teknologi Eco-Aerator menjadi andalan utama Crustea. Aerator ramah lingkungan ini tidak bergantung pada listrik PLN, mampu menghemat biaya operasional hingga 80%, serta meningkatkan ukuran dan kualitas udang hingga dua kali lipat. Lebih dari itu, sistem ini juga mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 23.000 tCO₂e, menjadikannya solusi nyata menuju tambak berkelanjutan.
Crustea Indonesia membangun ekosistem bisnis yang menyeluruh—mulai dari pembangunan kolam dan konsultasi, manajemen energi, perawatan teknologi, hingga perdagangan hasil panen. Melalui model kemitraan bagi hasil, perusahaan menyediakan dukungan teknologi dan akses pasar kepada petani tambak, sehingga terwujud sistem yang saling menguntungkan.
Pendekatan ini tak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga berkontribusi terhadap pemberdayaan sosial, di mana 60% pelibatan perempuan dalam rantai nilai akuakultur menjadi fokus utama Crustea.
Sebagai wujud komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Crustea menginisiasi beberapa program potensial:
Implementasi Eco-Aerator
Mengoptimalkan penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas tambak dan mengurangi konsumsi listrik. Program ini mampu menghasilkan udang 150% lebih besar dengan penghematan biaya energi hingga 50%.
Capacity Building in Aquaculture
Program pelatihan dua hari bagi petambak udang yang mencakup pengetahuan teknis, manajemen kualitas air, biosekuriti, dan restorasi ekosistem mangrove. Targetnya, 80% peserta mampu menerapkan praktik akuakultur berkelanjutan berbasis energi terbarukan.
Women Empowerment
Pelatihan satu hari bagi kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) perempuan untuk memperkuat peran mereka dalam rantai nilai akuakultur. Melalui pelatihan pemasaran digital dan pengolahan hasil panen, peserta diharapkan dapat menghasilkan produk olahan udang siap jual seperti kerupuk dan camilan berbasis udang.
Millennial Shrimp Farming
Kolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam melibatkan generasi muda melalui pelatihan, pendampingan bisnis, dan digitalisasi rantai pasok udang vaname. Program ini mendorong tumbuhnya wirausaha muda di sektor perikanan modern.
Technology-Based Tilapia Biofloc
Inovasi sistem budidaya ikan nila berbasis biofloc yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai pakan alami. Sistem ini mempercepat pertumbuhan ikan sekaligus menekan limbah, membuka peluang bagi pengembangan Smart Aquaculture Park di berbagai kota besar.
Melalui kolaborasi dengan petani, lembaga riset, startup, dan mitra pendanaan, Crustea bertekad menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan akuakultur berkelanjutan di kawasan Asia. Pendekatan teknologi, inklusi sosial, serta penguatan kapasitas masyarakat menjadi fondasi bagi masa depan akuakultur yang produktif dan ramah lingkungan.
Dengan visi “Memajukan Masa Depan Akuakultur Berkelanjutan”, Crustea tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil panen, tetapi juga memastikan kesejahteraan manusia dan kelestarian bumi berjalan seiring.
 
                



























