FirstIndonesiaMagz.id– Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ditemukan meninggal dunia secara misterius di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).
Lulusan Hubungan Internasional UGM ini dikenal sebagai sosok ceria, hangat, dan berdedikasi dalam pekerjaannya. Jenazahnya telah dimakamkan di kampung halamannya di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Dimakamkan di Bantul
Rabu siang (9/7), rumah duka di Jalan Munggur, Karangbendo, Banguntapan, dipenuhi pelayat dan karangan bunga dari rekan kerja dan almamaternya, termasuk dari Fisipol UGM dan Kementerian Luar Negeri. Jenazah Arya dimakamkan di TPU Sunthen pada pukul 16.55 WIB. Dirjen Perlindungan WNI, Judha Nugraha, menyampaikan duka cita sekaligus apresiasi atas bantuan Kemlu sejak proses pemulasaraan hingga pemakaman.
Kematian yang Janggal: Wajah Tertutup Lakban
Saat ditemukan di kamar kosnya, wajah Arya dalam kondisi terlilit lakban. Kamar dalam keadaan terkunci dari dalam, tanpa tanda kekerasan atau barang hilang. Istrinya yang khawatir karena tidak bisa menghubunginya akhirnya meminta penjaga kos memeriksa kamar, yang kemudian menemukan jenazah Arya. Polisi masih menyelidiki penyebab kematian, termasuk melalui pemeriksaan CCTV dan forensik sidik jari pada lakban.
Jejak Karier: Diplomat Andal dan Penyayang Keluarga
Arya meninggalkan seorang istri dan dua anak. Di Kemlu, ia dikenal menangani misi penting seperti perlindungan dan evakuasi WNI di kawasan Turki dan Iran. Ia juga pernah menjadi saksi dalam kasus TPPO di Jepang. Arya dijadwalkan akan bertugas ke Finlandia pada akhir Juli ini setelah penempatan sebelumnya di Myanmar, Timor Leste, dan Argentina.
Sosok yang Selalu Ceria dan Dicintai
Dikenal hangat dan supel sejak kecil, Arya selalu menunjukkan semangat dalam berbicara dan bekerja. Menurut keluarga, ia tak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Kakak iparnya menggambarkannya sebagai pribadi baik yang tak pernah terlihat marah atau bersedih.
Langkah Kepolisian Masih Berlanjut
Pihak kepolisian tengah mendalami bukti dan keterangan saksi, termasuk rekaman CCTV dan sidik jari di tempat kejadian. Komunikasi terakhir Arya dengan istrinya terjadi pukul 21.00 WIB malam sebelumnya, sementara aktivitas terakhir yang terekam CCTV adalah ia membuang sampah dan makan malam.
Dirjen PWNI Kemlu menegaskan bahwa kasus ini sepenuhnya diserahkan kepada kepolisian dan meminta publik untuk tidak berspekulasi sampai hasil resmi penyelidikan diumumkan.