FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Agresi Israel yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari setengah rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, karena kekurangan bahan bakar dan kerusakan fasilitas akibat serangan. Ribuan fasilitas umum, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, telah hancur dalam serangan Israel.
Hingga kini, sudah mendekati 40 ribu warga sipil terbunuh, mayoritasnya adalah anak-anak dan perempuan.
Mayoritas khalayak dunia juga tetap memihak rakyat dan perjuangan Palestina. Gelombang protes dan aksi boikot secara global, hingga perlawanan bersenjata secara regional terus berkelanjutan secara masif dan intensif. Sejumlah kalangan termasuk dari Indonesia mengingatkan agar upaya itu dilakukan bukan atas nama agama, tetapi murni dilatari motif kemanusiaan.
Merespon perkembangan yang memprihatinkan tersebut, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Barisan Aliansi Resistensi Al-Aqsha (BARAQ) menyiapkan aksi besar yang akan digelar pada Hari al-Quds Internasional Jumat ini di berbagai kota di Indonesia.
Adapun Hari Al-Quds Internasional merupakan hari solidaritas sedunia untuk perjuangan kemerdekaan Palestina yang diperingati setiap tahun di hari Jumat terakhir bulan Ramadan, yang pada tahun ini akan diselenggarakan pada hari Jumat, 5 April 2024 secara serentak di berbagai kota di Indonesia.
Menyertai rangkaian aksi tersebut, Presidium Barisan Aliansi Resistensi Al-Aqso (BARAQ), Abbas Husain menyampaikan sejumlah poin yang tertuang dalam pernyataan sikapnya:
- Apa yang terjadi di Palestina dan mengalami puncaknya akhir-akhir ini berupa agresi m0iliter brutal terhadap jalur Gaza adalah sebentuk genosida terhadap rakyat Palestina yang
dipraktikkan oleh entitas ilegal zionis dengan dukungan Amerika Serikat dan Barat. - Segala bentuk penjajahan sebagaimana yang dipraktikkan rezim zionis di Palestina sejak 1948 bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan sehingga harus dihapuskan dari kehidupan umat manusia.
- Dukungan AS, Barat dan para kakitangannya di Asia Barat terhadap rezim zionis membuktikan bahwa genosida rakyat Palestina adalah proyek penjajahan zionisme internasional sehingga harus dihadang dan dilawan secara total dan kompak oleh seluruh elemen kemanusiaan dan perlawanan semesta.
- Bangsa Palestina yang dijajah memiliki semua hak untuk melawan penjajahan rezim zionis dengan segala cara yang legal, termasuk perlawanan bersenjata demi meraih kemerdekaan.
- Mengapresiasi setinggi-tingginya langkah-langkah diplomatik dan kemanusiaan yang ditempuh Pemerintah Republik Indonesia selama ini dalam mendukung dan mengupayakan kemerdekaan bangsa Palestina.
- Mengimbau dan mendorong para tokoh, ormas, dan forum-forum nasional maupun internasional untuk bersama-sama menegaskan bahwa bangsa Palestina berhak menentukan nasib dan masa depannya sendiri dan merdeka dari penjajahan.