IMF Beri Peringatan soal Perbankan Dunia, Negara-negara Diminta Waspada

0
580
Sumber: AP/ Jens Meyer

FirstIndonesiaMagz.id- International Monetary Fund terjadi setelah beberapa bank Eropa dan Amerika (AS) kolaps. Kristalina Georgieva, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan kewaspadaan ekstrem diperlukan bahkan ketika tindakan negara maju mengurangi tekanan pasar. Hal ini diperlukan mengingat tahun 2023 menurutnya masih merupakan tantangan besar bagi perekonomian dunia.

“Jadi, kami terus memantau perkembangan dengan cermat dan menilai implikasi potensial untuk prospek ekonomi global dan stabilitas keuangan global,” dikutip dari CNBC Indonesia pada Senin (27/03).

“IMF memperhatikan negara-negara yang paling rentan, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dengan tingkat utang yang tinggi.”

Menurut Georgieva, pertumbuhan global akan melambat di bawah 3% pada 2023 akibat luka pandemi, perang di Ukraina, dan pengetatan kebijakan moneter. Meskipun prospek tahun 2024 lebih baik, pertumbuhan ekonomi dunia akan jauh di bawah rata-rata historis sebesar 3,8 persen.

Dia juga memperingatkan bahwa fragmentasi geoekonomi dapat membagi dunia menjadi kelompok-kelompok ekonomi yang saling bersaing. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan berbahaya yang akan membuat semua warga dunia menjadi lebih miskin dan kurang aman.

Pada saat yang sama, Georgieva juga mengomentari langkah eksportir terbesar dunia, China. Ia mengatakan bahwa, PDB negara Tirai Bambu itu diperkirakan tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2023, memberikan harapan baru bagi ekonomi global karena menyumbang sekitar sepertiga dari pertumbuhan ekonomi global.

IMF juga mendesak kebijakan China untuk bekerja meningkatkan produktivitas dan menyeimbangkan kembali ekonomi dari investasi, termasuk menerapkan reformasi berorientasi pasar untuk menciptakan lapangan permainan yang setara bagi sektor swasta dan badan usaha milik negara.

“Reformasi semacam itu dapat mengangkat PDB riil sebanyak 2,5% pada 2027, dan sekitar 18% pada 2037,” kata Georgieva.

Menyeimbangkan kembali ekonomi China juga akan membantu Beijing mencapai tujuan iklimnya, karena peralihan ke pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi akan mendinginkan permintaan energi, mengurangi emisi, dan mengurangi tekanan pada keamanan energi, katanya.

“Melakukan hal itu dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 15% selama 30 tahun ke depan, yang mengakibatkan penurunan emisi global sebesar 4,5% selama periode yang sama,” tambahnya. (A)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here