FirstIndonesiaMagz.id– PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) berkomitmen terus melakukan penguatan digitalisasi proses bisnis. Ini supaya dapat mendorong perseroan merealisasikan aspirasi menjadi perusahaan pembiayaan terdepan dengan layanan terintegrasi.
Langkah ini sejalan dengan program pemerintah dalam transformasi digital pada perusahaan pembiayaan untuk mendorong produktivitas.
Direktur Operasional BRI Finance Willy Halim Sugiardi mengatakan, pihaknya berkomitmen dan telah memiliki berbagai strategi dalam menjalankan transformasi digital.
Upaya strategis tersebut berfokus pada digitalisasi proses bisnis, ekosistem digital, dan keamanan data atau informasi.
“BRI Finance akan memanfaatkan berbagai platform digital untuk layanan nasabah yang berbasis Artificial Intelligence (AI) dan machine learning yang berfungsi sebagai enabler pekerja dalam memberikan pelayanan pembiayaan yang terbaik,” jelasnya dalam keterangan resminya, Rabu (20/9).
Dia mengungkapkan, BRI Finance telah memiliki aplikasi myBrif yang akan terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan, kecepatan dan keamanan dalam proses pembiayaan.
Aplikasi myBriF merupakan aplikasi layanan pembiayaan digital yang dapat diakses oleh nasabah/konsumen dan para stakeholder melalui smartphone.
Willy menjelaskan, digitalisasi merupakan fokus perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dalam layanan pembiayaan. Melalui digitalisasi pula akuisisi nasabah lebih efektif, cepat dan dapat dilakukan kapan saja.
Upaya ini juga menjadi salah satu langkah BRI Finance memperluas jangkauan agar proses pemanfaatan aplikasi bisa diterima dari jalur manapun seperti direct form customer atau akuisisi tenaga pemasar.
“Dengan digitalisasi, proses pembiayaan yang sebelumnya memakan waktu sampai dengan 4-5 hari, bisa dipercepat hingga maksimal satu hari. Selain itu, digitalisasi juga dapat menekan biaya dana dan biaya overhead,” ujar Willy.
Proses digitalisasi memegang peranan penting, tidak hanya untuk proses pelayanan nasabah/konsumen, namun juga proses operasional.
Hal tersebut dapat terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Willy menambahkan, digitalisasi membantu BRI Finance untuk lebih berinovasi dalam memberikan layanan serta memperkuat proses penilaian risiko hingga penerapan risk based financing strategy.
Dia pun menjabarkan berbagai manfaat yang diperoleh nasabah/konsumen dengan penguatan digitalisasi oleh BRI Finance. Pertama, digitalisasi memberikan kecepatan dan ketepatan dalam proses pembiayaan.
Kedua, digitalisasi memberikan perlindungan kerahasiaan data nasabah dengan sistem keamanan dan infrastruktur yang dimiliki oleh BRI Finance.
Ketiga, digitalisasi juga memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk mendapatkan akses pelayanan pembiayaan secara personalisasi dan setiap waktu.
Di sisi lain, proses digitalisasi yang dilakukan berbarengan juga dengan penguatan edukasi kepada nasabah. Dengan demikian, edukasi terkait layanan digital membuat nasabah/konsumen semakin aware dengan kemudahan layanan ini.
BRI Finance selalu melakukan sosialisasi kepada nasabah/konsumen tentang tata cara menggunakan layanan digital myBrif.
Selain itu, bantuan teknis dan call center juga siap melayani nasabah yang mengalami kendala dalam mengakses layanan digital tersebut. Fasilitas layanan pembiayaan ini merupakan bentuk dukungan untuk program inklusi keuangan di Indonesia.
Dia mengungkapkan, juga membuat berbagai konten dan materi layanan digital melalui berbagai media sosial, dan kanal digital lainnya.
“Selain itu, BRI Finance juga mengadakan berbagai kompetisi yang berhubungan dengan layanan digital seperti quiz dan giveaway,” tuturnya.