FirstIndonesiaMagz.id– Saham PT Astra International Tbk (ASII) menguat pada Jumat (2/2). Astra masih dibayangi sentimen negatif terbaru soal kasus mobil diesel Toyota produksi indonesia hingga recall (penarikan kembali) mobil listrik (EV) bZ4X.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.55 WIB, saham ASII melompat 2,44 persen ke Rp5.250 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp238,41 miliar dan volume perdagangan 45,54 juta saham.
Saham ASII rebound dari level terendah baru sejak Agustus 2021 di Rp4.900 per saham pada perdagangan intraday 29-30 Januari 2024.
Kemarin, asing melakukan beli bersih (net buy) Rp24,90 miliar di pasar reguler. Namun, dalam sepekan, asing membukukan jual bersih (net sell) Rp178,16 miliar.
Dalam sepekan, saham ASII naik 3,45 persen, tetapi masih turun 6,67 persen dalam sebulan.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis di situs perusahaan, Senin (29/1), Toyota Motor Corporation (Toyota/TMC) menjelaskan, Toyota Industries Corporation (TICO) melaporkan soal temuan ketidaksesuaian sertifikasi emisi mesin diesel kepada Toyota.
Penyelidikan menemukan penggunaan perangkat lunak berbeda selama pengujian, menghasilkan output yang tidak akurat.
Sebanyak 10 model kendaraan terpengaruh secara global, termasuk enam di Jepang dan satu dari Indonesia.
Untuk Indonesia, satu model yang dimaksud adalah Fortuner yang mulai dijual pada Mei 2020. Model tersebut diproduksi Toyota Motor Thailand Co., Ltd., PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dan Toyota Kirloskar Motor Private Ltd. (India).
Informasi saja, TMMIN, yang bergerak di bisnis produksi kendaraan, mesin dan komponen
ekspor kendaraan, mesin dan komponen, dikuasai Toyota Motor Corporation dengan kepemilikan saham 95 persen. Sedangkan, sisanya, sebanyak 5 persen, digenggam PT Astra Internasional Tbk (ASII).
TMMIN berperan sebagai produsen sekaligus pengekspor produk-produk Toyota.
Meskipun demikian, produk yang diproduksi massal di pabrik telah diverifikasi kembali dan terkonfirmasi bahwa mesin dan kendaraan yang terpengaruh memenuhi standar output performa mesin. Karenanya, tidak perlu menghentikan penggunaan mesin atau kendaraan yang terpengaruh.
“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pelanggan kami yang telah lama mendukung kendaraan yang terkena dampak dan menunggu, dan juga kepada semua pemangku kepentingan lainnya atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran signifikan yang ditimbulkan oleh hal ini,” jelas pihak TMC dalam keterangan tertulis.
Seiring dengan itu, TICO telah memutuskan untuk sementara menghentikan pengiriman mesin yang terpengaruh, sedangkan Toyota juga memutuskan untuk sementara menghentikan pengiriman kendaraan yang dilengkapi dengan mesin yang terpengaruh.