Potret kondisi jembatan Lumajang-Malang saat diterjang banjir lahar dingin (Dok.Andreansyah)

FirstIndonesiaMagz.id-Jembatan penghubung Lumajang–Malang yang putus lantaran diterjang banjir lahar Gunung Semeru diprediksi bakal rampung dalam kurun waktu empat bulan.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali menyampaikan bahwa mereka lebih memilih membangun jembatan permanen dari pada jembatan bailey.

Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali Rakhman Taufik mengungkapkan, sebelumnya jembatan yang roboh itu bakal dibangun kembali dengan skema bailey. Namun, ternyata usai survei pihaknya mengubah keputusannya. Taufik menyebut bahwa pembangunan jembatan bakal dilakukan secara permanen.

“Alternatif penanganan sementara dengan instalasi jembatan bailey kurang memungkinkan untuk dilaksanakan di lokasi existing Jembatan Kali Glidik II,” katanya.

Sebelumnya BBPJN Jatim-Bali telah melakukan survei dan investigasi di lapangan lantaran satu di antara dua pilar Jembatan Kali Glidik II telah hanyut diterjang banjir.

Karena kondisi tersebut, pilar existing pun tidak aman untuk menopang jembatan bailey.

“Jika jembatan dibangun dengan memakai skema bailey, safety factor-nya turun menjadi kurang dari 25 ton. Selain itu, tinggi jagaan jembatan bailey dengan pilar existing masih berpotensi terkena terjangan air jika ada banjir bandang susulan,” ucapnya.

Oleh sebab itu, pilihan lainnya adalah dengan membangun kembali jembatan yang sudah lama berdiri pada 1970 tersebut. Rencananya jembatan tersebut bakal dibangun sepanjang 45 meter. Lebih panjang dari pada jembatan existing yang hanya 38 meter.” Pembangunan akan berlangsung empat bulan,” katanya.

Sementara itu, di jembatan yang putus akibat terjangan lahar dingin Gunung Semeru itu, masih ada warga yang melintas. Warga menggunakan bahan seadanya seperti bambu dan kursi kayu sebagai pijakan untuk naik turun.

”Akses warga sangat terbatas karena jembatan putus. Kendaraan tak bisa lewat,” kata Sulton, ketua RT 05, Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), dilansir dari JawaPos.

Diketahui akibat banjir lahar dingin Semeru yang terjadi Jumat kemarin (7/7), dilaporkan sebanyak 1.038 orang telah mengungsi di 18 titik pengungsian.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, pemerintah mengutamakan pemulihan akses transportasi untuk mempermudah mobilitas masyarakat. Dengan begitu, perekonomian bisa bergerak kembali.

”Seperti pembangunan Jembatan Gantung Kaliregoyo. Nanti secepatnya dibangun,” tegas Khofifah saat meninjau lokasi bencana.

Menurutnya pembangunan tidak harus menunggu masa tanggap darurat rampung. Pengerjaan bisa segera dilakukan karena pada dasarnya desain jembatan masih tersimpan.

Bersama Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Khofifah secara khusus meninjau tenda pos layanan dukungan psikososial (LDP) yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here