Jepang Alami Resesi, Lalu Apa Dampaknya Untuk Indonesia?

FirstIndonesiaMagz.id– Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Tauhid awalnya menjelaskan perekonomian Jepang alami resesi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Pada 2024, PDB Jepang diprediksi hanya tumbuh 1%, ini menurun dari capaian PDB Jepang pada 2023 yang berkisar di angka 1,4%. Hal ini dinilai Ahmad berpotensi mengganggu kinerja ekspor Indonesia.

“Resesi berdampak cukup strategis terhadap kinerja ekspor. Jepang adalah negara tujuan ekspor keempat terbesar Indonesia setelah China, Amerika, dan India,” jelas Ahmad dilansir dari detikcom, Jum’at (16/2).

Ahmad kemudian merinci jumlahnya. Kontribusi Jepang berjumlah sebanyak 8,41% dari total ekspor Indonesia. Angkanya memang jauh lebih rendah dari China (23%), Amerika (10,21%), dan India (8,44%), namun tetap saja hal tersebut dinilainya berdampak signifikan.

Di sisi lain, Ahmad mencatat Jepang adalah salah satu negara yang kerap menaruh investasi di Indonesia. Pemerintah Jepang disebutnya sering memberi pinjaman bilateral kepada pemerintah.

“Jadi kalau (perekonomian) mereka lagi terganggu mereka pasti menahan ekspansi investasi, pinjaman, dan sebagainya,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, kemudian merinci sejumlah komoditas Indonesia yang diekspor ke Jepang. Komoditas tersebut adalah sebagai berikut:

Daftar Komoditas Ekspor RI ke Jepang

  • Batubara, US$ 8,8 miliar atau Rp 137 triliun (kurs Rp 15.614)
  • Komponen Elektronik, US$ 1,5 miliar atau Rp 23 triliun
  • Nikel, US$ 1,2 miliar atau Rp 28 triliun
  • Perhiasan, US$ 1,2 miliar atau Rp 28 triliun
  • Hasil Olahan Kayu dan Turunannya, US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun
  • Karet dan Otomotif, US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun
  • Perikanan, US$ 509 juta atau Rp 7,9 triliun

“Ini daftar barang barang (ekspor Indonesia) yang mungkin akan terdampak (resesi Jepang) karena nilainya sangat besar,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here