Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025
Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025

FirstIndonesiaMagz.id– PT Nindya Karya Persero terus meneguhkan komitmennya dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta perlindungan lingkungan melalui berbagai inovasi dan pendekatan digital. perusahaan pelat merah ini menampilkan capaian dan strategi unggulan dalam implementasi sistem manajemen HSE (Health, Safety, and Environment) yang terintegrasi dan progresif.

Pada Kamis (7/8), PT Nindya Karya Persero telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025.

OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, seperti wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri, dan tahap finalnya yaitu perolehan penghargaan.

OAS 2025 menjadi kegiatan corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.

Dalam kegiatan wawancara penjurian ini, paparan secara daring oleh Firansyah selaku SVP QHSE.

Mengacu pada standar internasional seperti ISO 45001:2018, ISO 14001:2015, ISO 9001:2015, hingga SMK3 PP 50/2012 dan SMKK Permen PUPR No. 10/2021, Nindya Karya menerapkan sistem manajemen HSE secara menyeluruh. Komitmen ini diperkuat dengan beragam kebijakan, mulai dari keselamatan kerja, keselamatan berkendara, hingga penanggulangan HIV/AIDS dan penyalahgunaan zat berbahaya di lingkungan kerja.

Salah satu fokus utama adalah memperkuat integrasi budaya keselamatan sebagai nilai inti perusahaan. Hal ini diukur melalui Safety Culture Index (SCI) dan didorong oleh berbagai program leading indicator seperti daily toolbox talk, weekly HSE meetings, audit rutin, pelatihan, simulasi tanggap darurat, dan reward–punishment berbasis kinerja HSE.

Nindya Karya telah mengembangkan Sistem Informasi Mutu, Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (SIM QHSE) yang mencakup pelaporan, monitoring, dan evaluasi secara digital. Bahkan, inovasi Nindya Carbon Footprint Calculator (NICAF) menjadi pionir di industri konstruksi Indonesia dalam menghitung jejak karbon dari aktivitas proyek.

Inisiatif Green Construction juga dijalankan secara konsisten, termasuk penggunaan solar cell, konservasi air, pemanfaatan material sisa, pengelolaan limbah terpadu, serta penyediaan area hijau minimal 5% dari kawasan proyek.

Manajemen perusahaan memegang peran strategis dalam mengawal implementasi HSE, melalui kegiatan Leader’s Inspection dan Rapat Tinjauan Manajemen. Di sisi lain, partisipasi pekerja diperkuat melalui laporan sumber bahaya (Behavior-Based Safety), inspeksi harian, dan kampanye budaya kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Melalui sinergi antara sistem manajemen yang kuat, transformasi digital, kesadaran kolektif, dan inovasi lingkungan, PT Nindya Karya Persero memperlihatkan langkah nyata menuju perwujudan visi sebagai perusahaan konstruksi dan investasi berkelas dunia yang berkelanjutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here