FirstIndonesiaMagz.id- Pengiriman PC anjlok karena ekonomi yang sulit dan pemulihan pandemi, dan itu terbukti sangat berdampak neatif bagi Dell. Perusahaan memberhentikan sekitar lima persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 6.650 karyawan, untuk mengatasi lingkungan ekonomi global yang menantang seperti dilansir dari engadget.com pada Selasa (07/02).
“Langkah-langkah pengurangan biaya sebelumnya seperti pembekuan perekrutan eksternal tidak cukup. Pasar yang terus terkikis membutuhkan tindakan lebih lanjut,” ujar Jeff Clarke selaku kepala operasi.
PHK termasuk perubahan organisasi dan pengaturan ulang menurut Clarke. Ini mencakup penjualan dan layanan yang disederhanakan, serta rekayasa yang berfokus pada penawaran prioritas. Bloomberg mencatat pemutusan hubungan kerja akan membawa jumlah karyawan Dell ke level terendah dalam enam tahun, dan 39.000 di bawah jumlah itu pada awal pandemi pada Januari 2020.
Dell adalah salah satu penerima manfaat utama dari pandemi karena orang-orang bergegas membeli PC untuk pekerjaan jarak jauh. Namun, setelah ledakan itu berakhir, ketergantungan perusahaan pada komputer (kira-kira 55 persen dari pendapatannya) menjadi kewajiban — terutama dalam iklim ekonomi di mana daya beli menurun.
Gartner dan IDC memperkirakan pengiriman Dell anjlok 16 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, dan 37 persen pada kuartal terakhir. Itu salah satu penurunan terburuk di antara vendor PC besar, dan hanya Acer yang bernasib lebih buruk di kuartal keempat dengan penurunan 41 persen.
Ini hanyalah yang terbaru dari serangkaian PHK tahun ini, dan itu terjadi hanya beberapa bulan setelah saingan utama HP mengatakan akan memberhentikan sebanyak 6.000 pekerja. Beberapa perusahaan teknologi menghindari pukulan dalam beberapa bulan terakhir, dan bahkan merek yang relatif sukses seperti Apple masih bergulat dengan penurunan penjualan. Sederhananya, Dell mungkin hanya pulih setelah industri secara keseluruhan telah berubah arah. (A)