Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025
Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025

FirstIndonesiaMagz.idKomitmen kuat terhadap keselamatan dan keberlanjutan telah ditunjukkan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Regional Indonesia Timur Subholding Upstream. Melalui penerapan pendekatan Human & Organizational Performance (HOP), PEPC berhasil menciptakan budaya keselamatan yang adaptif, partisipatif, dan berkelanjutan di seluruh lini operasional.

Pada Jumat (8/8), PEPC telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025. OAS 2025 sendiri merupakan ajang corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.

OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penilaian dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi wawancara penjurian, penilaian strategi program dari para dewan juri, hingga pada penganugrahan penghargaan.

Dalam wawancara penjurian ini, paparan secara daring dilakukan oleh Muhamad Arifin selaku Direktur Utama Pertamina EP Cepu dan Vendy Hendrawan Suprapto selaku Sr. Manager HSSE.

PEPC Regional Indonesia Timur mencatat pencapaian luar biasa dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja (HSSE). Dengan zero fatality, TRIR hanya 0,04, dan lebih dari 196 juta jam kerja selamat sepanjang 2024. Perusahaan telah menunjukkan tingkat kematangan budaya keselamatan yang tinggi, terbukti dari Safety Culture Level tertinggi di lingkungan Pertamina.

Untuk mencapai tujuan keberlanjutan dan pengendalian risiko operasional, Regional Indonesia Timur menerapkan sistem manajemen HSSE terintegrasi berbasis ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 22301, hingga ISO 50001. Uniknya, sistem ini diadaptasi dengan pendekatan lokal atau “Local Wisdom-Based HSSE System”, guna memperkuat keterlibatan pekerja lapangan dalam upaya pencegahan kecelakaan.

Salah satu inisiatif unggulan PEPC adalah penerapan pendekatan Human & Organizational Performance (HOP). Pendekatan ini menekankan bahwa keselamatan bukan sekadar mencegah kecelakaan, tetapi membangun kapasitas agar pekerjaan berjalan dengan benar. Melalui prinsip-prinsip seperti “People make mistakes” dan “Learning is vital”, perusahaan menggeser paradigma dari menyalahkan individu ke pembelajaran sistemik.

Program inovatif “Rembug & Nyekrup” menjadi bentuk konkret HOP di lapangan. Program ini mengajak para pekerja garis depan untuk mengidentifikasi error trap dan kondisi laten, serta memberikan solusi praktis berbasis pengalaman nyata. Misalnya, penggantian alat pelindung diri yang lebih sesuai atau perbaikan akses tangga kapal untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Melalui pendekatan progresif dan inklusif, PEPC membuktikan bahwa keselamatan kerja bukan sekadar target angka, melainkan sebuah budaya yang hidup di setiap proses bisnis. Dengan menerapkan prinsip HOP, perusahaan tidak hanya menjaga keselamatan hari ini, tetapi juga menjaga keberlanjutan untuk generasi mendatang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here