FirstIndonesiaMagz.id– Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Tunas Makmur berhasil melaksanakan domestikasi Ikan Belida Jawa atau Putak (Notopterus notopterus) di Sumatera Selatan. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting, terlebih dengan terbitnya Peraturan terbaru Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang menekankan perlindungan berkelanjutan terhadap spesies ikan endemik.
Aturan tersebut lahir di tengah semakin meningkatnya ancaman terhadap populasi ikan asli Indonesia, baik akibat degradasi habitat, perubahan iklim, maupun praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
Pasca International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkategorikan spesies Chitala Lopis berada dalam status Extinct (punah) dalam lamannya https://www.iucnredlist.org/species/, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Plaju semakin mendorong riset & konservasi ikan bernilai ekonomi tinggi dan endemik lainnya sepert Belida Jawa agar menjadi prioritas perlindungan pemerintah.
Kini, sudah sebanyak 211 ekor Belida Jawa berhasil diselamatkan melalui program CSR Kilang Plaju yaitu Belida Musi Lestari, dimana 15 ekor di antaranya merupakan hasil konservasi dan 31 di antaranya sudah didomestikasi Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Tunas Makmur di Desa Sungai Gerong.
Berlokasi di kawasan yang masih terhubung erat dengan ekosistem Sungai Musi, kelompok ini menjadi pionir dalam membuktikan bahwa ikan Belida Putak tidak hanya dapat hidup di habitat alami, tetapi juga mampu beradaptasi dan berkembang biak di lingkungan budidaya yang terkontrol.
Program domestikasi ini tak lepas dari dukungan teknis dari kalangan akademisi. Melalui riset terapan dan praktek konservasi yang dilakukan oleh BRIN, diperoleh hasil bahwa Belida Jawa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kolam pemeliharaan.
Peneliti Senior BRIN, Dr. Arif Wibowo, sebagai mitra riset dalam Program Belida Musi Lestari, berharap kemampuan Yudi, sebagai local hero & pembudidaya ikan di Sungai Gerong, mampu belajar dengan cepat dan menjadi contoh bagaimana pemijahan, pembesaran hingga hilirisasi produk.
“Harapan kami, setelah mengoptimalisasi survival rate, mempercepat pertumbuhannya, sehingga nantinya bisa meningkat ke skala ekonomi, dan ini terintegrasi dengan atmosfer bisnis,” kata Arif.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Septi Fitri mengapresiasi keberhasilan Kilang Plaju dalam mengembangkan kawasan perikanan terintegrasi di Sungai Gerong, apalagi setelah domestikasi ikan Belida Jawa (Putak) yang turut menambah keanekaragaman hayati ikan lokal Sumsel.
“Apalagi di situ ikan ikan lokal yang banyak, saya lihat masyarakat sudah mulai membesarkan dan membuat pakan sendiri, jadi dari hulu ke hilir, kawasan terintegrasi ini kami nilai sudah berhasil. Ini juga menjadi tempat percontohan bagi masyarakat pembudidaya lainnya,” ujar Septi.
Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Plaju, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan domestikasi Belida Putak oleh Pokdakan Tunas Makmur. Ia menegaskan bahwa capaian ini merupakan bukti nyata kemampuan masyarakat lokal untuk menjadi motor konservasi sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Keberhasilan domestikasi Belida Putak oleh Pokdakan Tunas Makmur menjadi bukti nyata bahwa masyarakat lokal mampu menjadi motor konservasi sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Kilang Plaju melalui program Belida Musi Lestari berkomitmen mendukung upaya pemerintah, khususnya sejalan dengan regulasi terbaru KKP, dalam menjaga keberlanjutan ikan endemik sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar,” ujar Rachmi.
Sementara itu, Yudi, Pokdakan Tunas Makmur, Yudi, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan domestikasi ini.
“Kami bangga bisa menjadi bagian dari upaya melestarikan ikan Belida Jawa. Dengan adanya domestikasi ini, kami tidak hanya menjaga warisan perairan Musi, tetapi juga mendapat peluang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kami. Harapan kami, hasil ini bisa menjadi inspirasi bagi kelompok pembudidaya lain di Sumatera Selatan,” ungkap Yudi.
Keberhasilan domestikasi Belida Putak menjadi langkah nyata mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 14 (Ekosistem Laut) dan SDG 15 (Ekosistem Daratan), serta membuka ruang bagi pengembangan perikanan rakyat yang ramah lingkungan dan berdaya saing.