Gedung Kantor PT PP Tbk (PTPP). (Foto: Perseroan)

FirstIndonesiaMagz.id– PT PP Tbk (PTPP) mengamankan proyek di tangan (order book) sebesar Rp 60 triliun untuk tiga sampai empat tahun ke depan. PT PP dipastikan tahan banting dari gejolak pemilihan presiden (pilpres).

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menyebutkan perseroan telah mengamankan proyek di tangan sebesar Rp 60 triliun, naik dari sebelumnya Rp 40 triliun. Pertumbuhan proyek di tangan ini bersumber dari berbagai segmen usaha mulai dari Engineering Procurement Construction (EPC), jalan tol, gedung, dan lain-lain.

Proyek di IKN misalnya, hingga saat ini PTPP telah mengantongi sebanyak 10 proyek dengan nilai Rp 5,54 triliun seperti istana presiden, kantor sekretariat negara, jalan tol, jalan kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP), dan sembilan tower rumah susun (Rusun) aparatur sipil negara (ASN) senilai Rp 1,3 triliun.

“Jadi, dengan adanya perolehan proyek di IKN akan menjamin order book kita sampai 2024. Kalaupun tahun depan ada pilpres dan ketakutan lainnya, PTPP berusaha mengamankan order book dengan proyek-proyek multiyears contract (MYC),” jelas Bakhtiyar di acara media gathering di Tower Danareksa, Jakarta.

Untuk proyek jalan di KIPP, perseroan menargetkan tuntas pada tahun ini. Sedangkan, proyek istana dan kantor presiden yang kini progresnya mencapai 35% diharapkan selesai tahun depan. Bakhtiyar menekankan, perseroan akan berupaya maksimal merampungkan proyek-proyek IKN sesuai jadwal agar upacara kemerdekaan pada 17 Agustus 2024 dapat digelar di IKN.

Selain di proyek IKN, Bakhtiyar mengungkapkan, PTPP juga telah mengamankan proyek pelabuhan petikemas Kalibaru di Tanjung Priok dan proyek-proyek di segmen EPC dengan mengerjakan proyek smelter PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp 3 triliun dalam tiga tahun ke depan serta smelter feronikel milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara senilai Rp 2,3 triliun.

Segmen lainnya, emiten konstruksi pelat merah tersebut juga mengamankan proyek di tangan dari sektor jalan tol dengan menggarap tol Semarang-Demak dan Indrapura-Kisaran di Sumatera Utara. Adapun kontribusi dari sektor gedung, PTPP membangun gedung IT Mandiri Bumi di Slipi, Jakarta, dan gedung Bali international hospital.

Juli 2023 lalu, PTPP juga mengantongi kontrak senilai Rp 3,4 triliun dari proyek railway atau semacam Light Rail Transit (LRT) di Filipina bekerjasama dengan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Di proyek railway tersebut, PTPP mengerjakan pekerjaan sipil yang berhubungan dengan struktur jembatan dan kereta api. Sebab, perseroan memiliki cukup banyak pengalaman salah satunya di rel kereta api Makassar-Parepare.

“Jadi, pengelolaan infrastruktur dan kereta api itu menjadi kompetensi kami sebagai bekal masuk ke bisnis konstruksi di luar negeri. Total lamanya empat tahun sehingga menjamin keberlangsungan PTPP,” imbuhnya.

Dengan begitu, keberlanjutan bisnis konstruksi PTPP pada saat terjadi peralihan pemerintahan tidak akan berdampak signifikan.

“Dengan order book mencapai Rp 60 triliun. Insya Allah aman untuk tiga sampai empat tahun ke depan,” terang Bakhtiyar. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here