FirstIndonesiaMagz.id, Jakarta-Setiap generasi menunjukkan ciri khas yang unik, termasuk generasi Z yang berbeda dengan yang sebelumnya.
Perbedaan ini berpengaruh pada perlunya peningkatan perhatian terhadap aspek psikososial di lingkungan kerja.
Menurut Prof Dewi dari UI, lingkungan kerja perlu fokus pada pajanan psikososial, seperti beban kerja dan hubungan antar-rekan kerja.
“Masalah psikososial, seperti yang diungkap oleh survei ILO 2020-2022, menjadi isu serius di Indonesia, dengan 71% pekerja mengalami kekerasan atau perundungan,” ucap Prof Dewi, Selasa (5/12).
Prof Dewi juga mencatat penurunan kemampuan mengelola stres di setiap generasi, memperingatkan bahwa generasi Z mungkin menghadapi tingkat stres tertinggi di masa depan.
Kurangnya batasan individu dan paparan informasi yang cepat membuat mereka rentan terhadap ketidakstabilan.
Pentingnya menciptakan rasa aman dan kenyamanan di tempat kerja disoroti oleh Prof Dewi. Pemantauan terhadap pajanan psikososial dapat mendeteksi masalah kesehatan mental pekerja, memungkinkan intervensi cepat oleh pihak terkait seperti HRD, dokter perusahaan, dan manajemen.
Dalam konteks ini, kedokteran okupasi, menurut Prof Dewi, memiliki peran kunci. Evaluasi kesehatan mental dan fisik, identifikasi bahaya psikososial, dan pemberian rekomendasi oleh dokter okupasi dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Holistiknya, kedokteran okupasi dapat memberikan pelatihan manajemen stres dan keseimbangan kehidupan kerja, mendukung kesejahteraan pekerja di tengah perubahan lingkungan kerja dan tuntutannya di masa depan.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.