Dokumentasi wawancara penjurian HCREA 2025
Dokumentasi wawancara penjurian HCREA 2025

FirstIndonesiaMagz.id– Di tengah dinamika industri dan disrupsi digital yang semakin masif, Erajaya Group menegaskan komitmennya untuk membangun organisasi yang agile, adaptif, dan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan. Melalui inisiatif Human Capital (HC), Erajaya menyusun roadmap transformasi menyeluruh dalam bidang pengelolaan talenta, budaya kerja, dan digitalisasi proses HR demi menjawab tantangan masa depan.

Pada Selasa (20/5), PT Erajaya Swasembada Tbk telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Human Capital on Resilience Excellence Award (HCREA) 2025.

Human Capital on Resilience Excellence Award menjadi kegiatan penilaian atau corporate rating (award) tahunan di bidang human capital. Dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang dihadapi departemen human capital di perusahaan dengan transformasi digital yang sangat cepat saat ini. Sehingga, dapat menjadi perusahaan yang adaptif serta berdaya saing global.

Kegiatan HCREA 2025 diselanggarakan oleh First Indonesia Magazine First Indonesia Magazine bekerjasama dengan para pakar dan profesional bidang Human Capital, ICT, Riset & Inovasi kembali menggelar ajang bergengsi di dunia sumber daya manusia (SDM). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, salah satunya yakni dengan wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri serta tahap finalnya yakni perolehan penghargaan.

Kemudian dalam kegiatan wawancara penjurian HCREA 2025 ini, pemaparan materi oleh Lie Natasha selaku Policy & Performance Management Manager PT Erajaya Swasembada Tbk.

Erajaya menyusun roadmap transformasi menyeluruh dalam bidang pengelolaan talenta, budaya kerja, dan digitalisasi proses HR demi menjawab tantangan masa depan. Program ini bertumpu pada lima pilar utama:

Employee Experience

Erajaya ingin membangun lingkungan kerja yang positif dan mendukung kesejahteraan karyawan secara holistik, mulai dari proses rekrutmen hingga pengembangan karier. Human capital tidak lagi dipandang sebatas fungsi administratif, melainkan sebagai mitra strategis dalam menciptakan nilai tambah perusahaan.

People Capability

Pengembangan kapabilitas SDM menjadi fokus utama, dengan pendekatan learning & development berbasis digital, program upskilling-reskilling, serta penguatan kompetensi kepemimpinan. Erajaya juga menekankan pentingnya peran line manager dalam pembinaan talenta.

Organization Agility

Transformasi struktur organisasi dilakukan agar lebih lincah, efisien, dan kolaboratif. Pendekatan agile dan cross-functional team mulai diperkenalkan untuk mempercepat pengambilan keputusan dan peningkatan produktivitas.

HR Digitalization

Penggunaan teknologi digital diintegrasikan dalam seluruh proses HR, mulai dari rekrutmen, absensi, performance management, hingga employee self-service melalui platform digital. Ini merupakan langkah krusial untuk meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi data.

Future Workforce

Dalam menghadapi perubahan dunia kerja, Erajaya berupaya membangun workforce yang siap menghadapi masa depan, dengan strategi workforce planning berbasis data dan kolaborasi lintas divisi untuk kebutuhan talenta yang terus berkembang.

Implementasi roadmap tersebut tidak hanya sebatas konsep, tetapi telah diterjemahkan ke dalam berbagai program konkret seperti:

  • Transformasi digital melalui sistem HRIS yang lebih terintegrasi
  • Program pengembangan kepemimpinan (Leadership Development)
  • Talent Management Framework yang memperkuat internal talent pipeline
  • Employer Branding untuk menarik generasi muda
  • Kultur kerja berbasis nilai perusahaan yang diperbarui secara berkelanjutan

Tantangan dan Peluang

Perubahan teknologi dan ekspektasi tenaga kerja yang semakin tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi Erajaya. Namun, dengan roadmap yang jelas dan keterlibatan aktif manajemen, Erajaya percaya bahwa SDM yang unggul dan adaptif merupakan kunci untuk memenangkan persaingan.

Erajaya menegaskan bahwa keberhasilan perusahaan di masa depan tidak hanya bergantung pada inovasi produk atau strategi pasar, tetapi juga pada kekuatan manusianya. Transformasi human capital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan berkembang di era disrupsi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here