Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025
Dokumentasi wawancara penjurian OSH Asia's Summit 2025

FirstIndonesiaMagz.id– PT Pelindo Multi Terminal menginisiasi program transformasi budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui strategi “Safety Culture for SPMT Future”. Program ini dirancang untuk meningkatkan standar operasional, memastikan keselamatan kerja, dan mewujudkan pelabuhan yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan bertaraf internasional.

Pada Jumat (11/7), PT Pelindo Multi Terminal telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025.

OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, seperti wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri, dan tahap finalnya yaitu perolehan penghargaan.

OAS 2025 menjadi kegiatan corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.

Dalam kegiatan wawancara penjurian ini, paparan perusahaan oleh M. Haris selaku VP HSSE dan didampingi oleh Revy Emor selaku Senior Officer HSSE.

Transformasi K3 di Pelindo Multi Terminal dibangun di atas tiga pilar utama:

  1. Regulasi, Kebijakan, dan Prosedur
  2. Infrastruktur dan Teknologi
  3. Budaya dan SDM

Masing-masing pilar didukung oleh program kerja dan inisiatif terstruktur—mulai dari penyusunan kebijakan strategis K3 hingga peningkatan aplikasi MyHSSE dan kapabilitas SDM K3.

SPMT (Subholding Pelindo Multi Terminal) melakukan transformasi operasional pelabuhan melalui tahapan standarisasi, integrasi, dan digitalisasi. Fokus utamanya mencakup:

  • Serah Operasi Terminal dari Pelindo ke SPMT
  • Standarisasi Proses dan Infrastruktur
  • Integrasi Sistem dan Data Operasi
  • Automatisasi Proses Operasi
  • Penerapan Prinsip Green Port

Terminal kini dinilai berdasarkan tingkat kematangan (maturity level), dari yang bersifat manual dan kurang aman, hingga menjadi pelabuhan modern dengan sistem operasi terpadu dan berkelanjutan.

Penguatan budaya K3 dilakukan juga melalui dua pendekatan utama:

1. Internal Engagement

  • Pelatihan dan sertifikasi AK3 umum dan spesialisasi (K3 Migas, Listrik, Boiler, dsb.)
  • Workshop, drill darurat, dan Basic Life Support
  • Change Agent & Change Champion
  • Safety Talk, Safety Induction, dan Management Walkthrough
  • Community of Practices (CoP) dan Forum HSSE

2. Eksternal Engagement

  • Safety engagement dengan TKBM, vendor, PBM, dan kontraktor
  • Awareness bersama regulator (KSOP, Bea Cukai, KPLP)
  • Sertifikasi dan penerapan CSMS
  • Workshop dan pelatihan bagi stakeholder pelabuhan

Teknologi dan Sistem Pendukung K3

Melalui program Smart Society Ecosystem, SPMT mengembangkan sistem informasi HSSE yang mencakup:

  • Pelaporan kecelakaan kerja
  • Safety patrol & briefing
  • Manajemen insiden berbasis sistem
  • Mobile inspection tools

Sistem ini membantu deteksi dini risiko serta memfasilitasi perbaikan berkelanjutan melalui data real-time dan analitik.

Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, SPMT menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasinya:

  • Environmental: Elektrifikasi alat, penggunaan solar panel, green port, dan pengelolaan limbah.
  • Sosial: Program edukasi masyarakat, pelatihan UMKM, pengelolaan sampah dan urban farming.
  • Governance: Implementasi GCG, CSMS, SMAP, dan whistleblowing system.

Transformasi budaya keselamatan bukan hanya persoalan kepatuhan, tetapi fondasi utama dalam membangun pelabuhan yang andal, berkelanjutan, dan unggul secara global. Melalui sinergi antara SDM, teknologi, dan tata kelola, SPMT menempatkan keselamatan sebagai nilai inti dalam setiap aspek operasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here