Ilustrasi pembangunan jalan tol (Dok.Jasa Marga)

FirstIndonesiaMagz.id – Sejumlah ruas jalan tol baru sepanjang 200 km akan siap beroperasi sampai akhir 2022.

Hal itu diungkapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di tengah-tengah acara G20 Special Event, HELP, Water & Disasters di Conrad Hotel, Bali, Jumat (11/10/2022).

Menteri Basuki juga menyebut, ada sembilan bendungan baru yang siap difungsikan sampai akhir tahun ini.

Sementara itu 200 km jalan tol baru, terdiri dari sebelas ruas, yang belum disebutkan apa saja rinciannya oleh Menteri Basuki Hadimuljono.

“Ada 200 km lagi, ada 11 ruas tol. Jadi kayak Bengkulu-Taba Penanjung, Tol Pekanbaru-Bangkinang, Tol Semarang-Demak, ada Tol Becakayu juga,” kata Menteri Basuki.

“Bukan hanya tol, ada juga beberapa bendungan. Ada sembilan. Ada Ciawi-Sukamahi (Kabupaten Bogor), lalu Sadawarna (Kabupaten Subang), ada sembilan yang tahun ini,” imbuh dia.

Kendati demikian, dalam proses peresmiannya tidak harus secara bersamaan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang jadwalnya masih tentatif.

Namun, dalam waktu dekat Ini, proses pembukaan jalan bebas hambatan baru itu dapat dilaksanakan usai rangkaian acara KTT G20 Bali.

“Paling (pengoperasiannya) sehabis G20 ini, di November. Tol Cisumdawu juga, harus kita selesaikan Desember ini,” tambah Menteri Basuki.

Meskipun begitu, mengapa tidak ada pembangunan bendungan baru di 2023 hingga 2024? Menteri Basuki mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membangun bendungan baru di tahun 2023 sampai 2024.

Pasalnya secara keberlanjutan, pemerintah akan fokus pada penyelesaian pembangunan 61 bendungan dan memanfaatkan bendungan yang sudah diselesaikan, terutama untuk mendukung penyediaan air minum.

Lebih lanjut pada tahun 2023 sampai 2024, PUPR dan pemerintah pada umumnya akan sangat selektif membangun infrastruktur yang baru.

“Hanya yang merupakan perintah Presiden, lainnya kami akan menyelesaikan yang sudah kami laksanakan, yang sedang kami laksanakan, dan memanfaatkan yang sudah kami selesaikan,” ucap dia melansir Antara di Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Selain itu, lanjut dia, pemerintah akan meningkatkan manfaat 61 bendungan yang telah dan sedang dibangun untuk menambah kapasitas air.

Pemanfaatan dilakukan melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jaringan irigasi, pemasangan turbin untuk listrik, serta untuk pengendalian banjir.

“Ini kesempatan dan jadi dukungan untuk Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) untuk memanfaatkan water storage di bendungan-bendungan tersebut,” lanjut dia, dilansir Liputan6.

Pembangunan bendungan termasuk program infrastruktur di bidang pertanian sejak Presiden Jokowi menjabat. Dilaporkan terdapat 29 bendungan yang telah usai dan 32 bendungan lainnya masih dalam proyek pembangunan sampai 2022 ini.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti juga menuturkan hal serupa bahwa secara keberlanjutan, APBN bakal diprioritaskan untuk fungsionalisasi aset air minum karenanya tidak akan ada pembangunan bendungan baru dalam dua tahun mendatang.

“Masih rendahnya cakupan layanan air minum, bukan hanya refleksi rendahnya pendanaan, tapi pengelolaan sisi penyediaan air minum yang kurang efektif dan efisien, termasuk infrastruktur yang sudah dibangun namun belum bisa dikelola dengan baik,” pungkas dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here