FirstIndonesiaMagz.id– Pada Senin (21/7), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian OSH Asia’s Summit (OAS) 2025.
OAS 2025 diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama para profesional terkemuka di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini melalui beberapa tahapan, seperti wawancara penjurian, penilaian dari para dewan juri, dan tahap finalnya yaitu perolehan penghargaan.
OAS 2025 menjadi kegiatan corporate rating (award) tahunan di bidang Safety dengan tujuan memetakan persoalan dan tantangan yang ada di perusahaan dalam bidang K3 atau HSSE.
Dalam kegiatan wawancara penjurian ini, paparan perusahaan dibuka oleh Sumadi selaku Dir. Manajemen Risiko & Legal dan paparan dilanjutkan oleh Iwan Andrianto selaku Deputi MP II.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebelumnya telah menunjukkan komitmen tinggi dalam implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di proyek strategis nasional Pembangunan Terminal LPG Jawa Timur Tahap 2. Proyek ini bukan hanya bagian dari penguatan infrastruktur energi nasional, tetapi juga menjadi bukti nyata penerapan budaya HSSE (Health, Safety, Security & Environment) secara menyeluruh.
Dalam proyek yang berlokasi di Kabupaten Tuban ini, WIKA bertanggung jawab atas pembangunan fasilitas penunjang kilang, pipa distribusi, dermaga jetty LPG, serta sistem pendukung lainnya. Penerapan SMK3L (Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan) menjadi landasan utama pelaksanaan proyek.
Komitmen terhadap K3 ini dimulai dari pucuk pimpinan. Direksi WIKA secara rutin melakukan Management Walkthrough setiap enam bulan ke lokasi proyek. Bahkan, Direktur Utama dan jajaran direktur lainnya terlibat langsung dalam kegiatan seperti Safety Morning Talk, Toolbox Meeting, patroli keselamatan, hingga pemberian reward kepada pekerja.
Nilai anggaran HSE dalam proyek ini mencapai Rp9,4 miliar. Anggaran tersebut mencakup pelatihan, sertifikasi, penyediaan APD, pengukuran lingkungan, hingga alat keselamatan.
Implementasi SMK3L dilakukan melalui pendekatan Plan-Do-Check-Action (PDCA) dengan penyusunan HSE Plan, keterlibatan HSE dalam proses pemilihan vendor, pelatihan wajib bagi pekerja, hingga pemeriksaan alat secara berkala (pre-hire, pre-mob, daily inspection). Seluruh aktivitas dipantau melalui audit internal dan eksternal serta tools seperti kartu patuh, pre-job activity, dan safety patrol.
Berbagai program kesehatan dan keselamatan juga dilaksanakan, mulai dari tes alkohol, pemeriksaan darah, screening TBC, pelatihan tanggap darurat, hingga pembagian multivitamin. Pekerja juga mendapatkan pelatihan non-sertifikasi dan sertifikasi resmi dari BNSP dan Kemenaker untuk meningkatkan kompetensi.
WIKA juga menerapkan sejumlah inovasi teknologi dalam proyek ini:
- GPS Tracker Helm Pekerja: Untuk memantau lokasi pekerja secara real-time.
- Videotron Keselamatan: Media visual di lokasi proyek untuk menyampaikan informasi keselamatan dan jam kerja.
- SPKLP (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Proyek): Mendukung konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik, sejalan dengan program pemerintah.
- Tagging Bendera Scaffolding: Solusi visual untuk memastikan platform kerja telah melalui inspeksi.
- Basic Sea Survival Inhouse Training: Program pelatihan efisien yang dilakukan oleh personel internal bersertifikasi, menghemat anggaran hingga Rp1 miliar.
WIKA turut memperkuat nilai ESG dengan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta penggunaan energi terbarukan melalui 103 unit PJU bertenaga surya. Reward unik berupa mainan anak-anak diberikan kepada pekerja sebagai pengingat pentingnya pulang selamat ke rumah.
Dengan penerapan standar tinggi K3L, inovasi teknologi, dan komitmen penuh dari manajemen, WIKA membuktikan diri sebagai The Leading EPCC & Green Contractor in Indonesia yang mampu menjawab tantangan pembangunan infrastruktur nasional secara aman, efisien, dan berkelanjutan.