FirstIndonesiaMagz.id– Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Sembung, Kecamatan Wedi, Kamis (9/10). Sidak ini dilakukan menyusul dugaan kasus keracunan yang dialami sejumlah siswa SMPN 1 Wedi setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG).
Dalam sidak tersebut, Hamenang didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, serta Kepala Dinas Pendidikan, Titin Windiyarsih. Usai meninjau lokasi dapur SPPG, Hamenang juga menjenguk para siswa yang tengah dirawat di RSUD Bagas Waras Klaten.
Hamenang menyebut hasil sidak menemukan sejumlah kekurangan pada aspek sterilisasi dan kebersihan dapur SPPG. Ia meminta pihak pengelola segera membenahi standar operasional prosedur (SOP) agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami sempat inspeksi bersama Pak Kadinkes, dan ada beberapa proses sterilisasi yang belum layak. Ini harus segera diubah SOP-nya. Kalau nanti SPPG tetap akan beroperasi, mereka wajib berbenah,” tegasnya.
Bupati menegaskan, insiden ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pengelola SPPG di Kabupaten Klaten. Ia meminta semua pihak disiplin menjalankan SOP sesuai ketentuan yang sudah disepakati di tingkat kabupaten.
“Sebelum kejadian ini, kami sudah rapat koordinasi bersama Forkopimda. Saat itu saya sudah menegaskan agar semua pengelola SPPG serius dan konsisten. Sekarang terbukti, disiplin SOP itu penting untuk mencegah kasus seperti ini,” ucapnya.
Hamenang juga mengungkapkan temuan baru bahwa sebagian siswa membawa sendiri sendok dan garpu dari rumah. Ia meminta pihak sekolah dan orang tua memastikan peralatan makan tersebut benar-benar steril.
“Nyuwun tulung, setelah dipakai, sendok dan garpu disterilisasi di rumah. Kalau memungkinkan, dilakukan sterilisasi lagi di sekolah sebelum digunakan untuk makan,” imbaunya.
Meski puluhan siswa mengalami gejala keracunan, Hamenang memastikan belum ada penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB). Menurutnya, hal itu harus melalui tahapan medis sesuai prosedur.
Untuk sementara, operasional SPPG di Desa Sembung dihentikan sementara menunggu hasil investigasi resmi dari BGN. “SPPG tersebut tidak beroperasi dulu sampai hasil pemeriksaan keluar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Klaten, Titin Windiyarsih, memastikan kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Wedi tetap berjalan seperti biasa. “Yang sakit tentu tidak masuk, tapi sekolah tetap beraktivitas normal,” ujarnya.
Diketahui, total 22 siswa SMPN 1 Wedi mengalami gejala seperti mual, pusing, muntah, dan sebagian disertai sesak napas usai para siswa menikmati menu MBG di sekolah.