FirstIndonesiaMagz.id– Puluhan nelayan dan pemancing masih terjebak di ujung dermaga bekas pertambangan pasir besi di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Sukabumi, Jawa Barat. Hingga Kamis (17/10) pagi, mereka belum berhasil dievakuasi setelah jembatan penghubung ke daratan terputus diterjang gelombang tinggi.
Gelombang besar yang terjadi pada Rabu (16/10) sekitar pukul 06.00 WIB juga menyebabkan empat nelayan terjatuh saat hendak melintasi jembatan.
Dari insiden tersebut, satu orang berhasil diselamatkan, tetapi tiga lainnya hilang dan dinyatakan tenggelam.
Menurut data sementara, total nelayan dan pemancing yang terjebak di dermaga mencapai 72 orang, setelah sebelumnya dilaporkan sebanyak 70 orang.
Nobel Ekonomi dan Realitas Global Artikel Kompas.id Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan di bawah komando Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta saat ini sudah berada di lokasi bekas pertambangan pasir besi PT Sumber Baja Prima (SBP).
Keluarga dan kerabat para nelayan serta pemancing yang terjebak juga mulai berkumpul di sekitar lokasi, bahkan beberapa dari mereka menginap di warung-warung tepi pantai.
“Ada tiga anggota keluarga kami yang terjebak di dermaga, semuanya nelayan,” ungkap Dedi Setiawan alias Ucok (38), salah seorang warga yang menunggu keluarganya di Desa Buniasih, Kamis pagi.
Dedi menjelaskan, kondisi ketiga anggota keluarganya sudah mulai melemah, begitu pula puluhan nelayan lainnya. Persediaan makanan dan minuman di lokasi mereka terjebak sudah habis, dan mereka sangat mengharapkan segera dievakuasi.
“Saat ini mereka benar-benar mengandalkan bantuan evakuasi karena kondisi mereka sudah sangat lemah,” ujar Dedi.
Ia menambahkan, hingga Kamis pagi, mereka masih dapat berkomunikasi dengan anggota keluarganya yang terjebak menggunakan ponsel.
“Alhamdulillah, sejak kemarin kami masih bisa berkomunikasi dan tahu kondisi mereka,” tambahnya.