FirstIndonesiaMagz.id-Lebih dari satu minggu terakhir, hujan lebat mengguyur Negeri ginseng, Korea Selatan (Korsel). Akibatnya banjir besar dan tanah longsor pun terjadi di beberapa kota, seperti kota di provinsi North Gyeongsang, North Chungcheong, dan South Jeolla yang merupakan wilayah terdampak yang paling parah.
Tercatat hingga hari Senin (17/07), sebanyak 39 orang meninggal dunia akibat bencana itu. Nahasnya 12 orang di antaranya ditemukan dalam kondisi tewas di dalam terowongan yang terendam banjir.
Sementara 10 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan 34 orang lainnya juga mengalami luka-luka.
Melansir Reuters, hujan hingga kini masih mengguyur wilayah tengah dan selatan Korsel sejak Kamis (13/7) pekan lalu ketika musim penghujan yang dimulai akhir Juni mencapai puncaknya.
Terjadinya bencana ini juga memicu munculnya berbagai pertanyaan dari masayarakat Korsel, salah satunya tentang bagaimana upaya Korsel dalam mencegah dan menanggapi kerusakan yang terjadi akibat banjir.
Pemerintah Korsel, tahun lalu, berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi lebih baik bencana akibat perubahan iklim usai hujan paling lebat dalam 115 tahun terakhir mengguyur Seoul, termasuk distrik mewah Gangnam yang telah mengakibatkan 14 orang tewas dan menggenangi rel kereta bawah tanah, ruas jalanan dan rumah-rumah.
Lebih lanjut, sekitar 7.866 orang dari 13 kota telah dievakuasi dan diungsikan ke tempat penampungan sementara. Sampai saat ini Pemerintah Korea Selatan masih mengeluarkan peringatan nasional terkait hujan lebat dan bahaya banjir.
Di sisi lain, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas lokal dan kelompok komunitas Indonesia melalui Tim Gerak Cepat (Gercep) yang tersebar di sejumlah wilayah tempat tinggal Warga Negara Indonesia (WNI).
Sejauh ini, belum ada laporan soal WNI yang menjadi korban meninggal dunia, hilang, atau dievakuasi.
KBRI Seoul juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI di Korea Selatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti perkembangan situasi lewat informasi resmi dari otoritas setempat dan media, serta segera menghubungi hotline KBRI Seoul apabila menghadapi situasi yang genting.
Imbauan serupa juga diumumkan melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.
Berdasarkan data Imigrasi Korea per tanggal 31 Mei 2023, tercatat sebanyak 47.304 WNI dengan visa tinggal di Korea Selatan selama lebih dari 1 tahun. Mereka terdiri dari pekerja migran, pelajar/mahasiswa, profesional, serta WNI yang menikah dengan warga negara Korea.