Foto: Menteri Luar Negeri AS-Antony Blinken

FirstIndonesiaMagz.id– Kolumnis New York Times, Thomas Friedman, memperingatkan pada bahwa China dapat mendorong konflik Rusia-Ukraina menjadi “perang dunia sejati”.

China disebut memegang kunci Perang Dunia 3 dengan memanfaatkan konflik yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Melansir dari CNBC, dalam Meet the Press, dia menilai China ingin perang di Ukraina berkepanjangan karena itu membuat Amerika Serikat (AS) terikat dan membuat stok persenjataan menipis.

Menurutnya, China akan “menyukai Rusia yang lemah yang terpaksa bergantung secara ekonomi pada mereka”, menambahkan bahwa China tidak “menginginkan Rusia yang runtuh”.

“Itu adalah sinyal yang sangat buruk bagi Taiwan jika Barat dapat menjatuhkan Rusia. Jadi, saya pikir China mungkin khawatir tentang itu. Tetapi kita juga tidak bisa melebih-lebihkan betapa pentingnya jika China melakukan itu, maka ini akan menjadi perang dunia yang sebenarnya. Itu memengaruhi setiap pasar global dan kita akan memulai dunia yang benar-benar baru,” katanya, mengutip dari Newsweek, Senin (20/2).

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dia memperingatkan mitranya dari China tentang “konsekuensi serius” karena mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Ketika harus membuktikan, AS berpendapat bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia, Blinken menjawab bahwa China seperti bermain dua kaki.

“China mencoba mendapatkan keduanya. Secara terbuka mereka menampilkan diri sebagai negara yang berjuang untuk perdamaian Ukraina, tetapi kami telah melihat selama beberapa bulan terakhir ini, penyediaan bantuan tidak mematikan yang langsung membantu dan mendukung upaya perang Rusia,” tuturnya.

China sangat mempertimbangkan langkahnya

Menurutnya, China bahkan sangat mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia meskipun belum melakukannya hingga saat ini.

Pensiunan Letnan Jenderal Mark Hertling, mantan panglima Angkatan Darat AS Eropa, mengatakan kepada Newsweek bahwa merupakan kepentingan China untuk melihat AS terus mendukung Ukraina.

“Sementara AS dan negara-negara barat lainnya memasok senjata, dukungan dan intelijen dalam perjuangan eksistensial Ukraina untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan kedaulatan mereka. China dapat memperluas jangkauan strategis mereka di banyak wilayah di luar perbatasan mereka sambil terus mengatasi tantangan domestik mereka sendiri,” katanya.

Sementara itu, pensiunan Letnan Jenderal Ben Hodges serta mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa juga memberikan pendapat serupa. Mereka mengatakan kepada Newsweek makin jelas bahwa China secara aktif mendukung Rusia dengan bantuan, meskipun berusaha melakukannya tepat di bawah ambang sanksi.

(kn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here