FirsIndonesiaMagz- Pada Senin (30/1), PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap telah mengikuti kegiatan wawancara penjurian Indonesia CSR Excellence Award (ICEA) 2023 yang diselenggarakan oleh First Indonesia Magazine bersama PT Indonesia Popular Mandiri.
ICEA 2023 merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan (award) tahunan kepada perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD, dan Swasta yang dinilai telah menjalankan program Corporate Social Responsibelity (CSR)/ Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/ Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)/ Community Development terbaik.
Adanya ICEA 2023 diharapkan dapat mendorong dan menjadi penyemangat serta tantangan tersendiri bagi perusahaan maupun lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan program CSR dengan merumuskan kembali program CSR-nya, guna mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).
Tahapan dalam kegiatan ICEA 2023 ini dilalui dengan beberapa tahap meliputi kegiatan penjurian dan penilaian dari para dewan juri serta tahap final-nya perolehan penghargaan.
Pada saat kegiatan wawancara penjurian, PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap yang diwakili oleh Area Manager Communication, Relations & CSR, Cecep Supriyatna memaparkan secara virtual terkait program kerja CSR (Corporate Social Responsibelity) unggulan mereka yang berbasis EBT (Energi Baru Terbarukan).
EBT termasuk ke dalam salah satu program CSR PT Pertamina dalam program Desa Energi Berdikari. Upaya Pertamina menghadirkan program Desa Energi Berdikari merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Program energi terbarukan (EBT) yang diimplementasikan Pertamina salah satunya berada di Dusun Bondan, Desa Ujungalang Kecamatan Kampung Laut yang berada di area PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap.
Di Dusun Bondan sendiri telah ada sedikitnya 15 kincir angin dan 24 panel surya yang didanai oleh PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap. Program EBT ini memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian warga setempat. Manfaat program ini telah dirasakan oleh 78 kepala keluarga dan menerangi setidaknya 40 rumah, 1 sekolah serta 1 tempat ibadah. Program ini diberi nama Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin atau E-Mas Bayu.
Selain digunakan untuk menghasilkan penerangan, E-Mas Bayu juga dimanfaatkan untuk pengoperasian alat desalinasi air dari payau menjadi tawar untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat. Tidak hanya itu, fasilitas ini juga dipakai sebagai aerator tambak kelompok nelayan atau program Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mba Mina).
Dipaparkan juga oleh Cecep Supriyatna, dari program E-Mas Bayu dan E-Mba Mina tersebut terdapat koperasi yang menaungi kegiatan tata kelola administrasi seperti pembayaran iuran menggunakan hasil tambak sebagai keberlanjutan untuk memutus rantai tengkulak dan dapat meningkatkan pendapatan sebesar 20%.
“Dari program E-Mas Bayu dan E-Mba Mina ini, juga terdapat koperasi yang menaungi kegiatan tata kelola administrasi seperti pembayaran iuran menggunakan hasil tambak sebagai keberlanjutan untuk memutus rantai tengkulak dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 20%,” ucap Cecep Supriyatna.
Program-program tersebut tentu saja sangat membantu masyarakat dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam hal peningkatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan. (kn)