FirstIndonesiaMagz.id– Kebakaran hutan yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan telah menelan puluhan korban jiwa, mayoritas berusia 60 hingga 70 tahun. Selain itu, sekitar 26 orang mengalami luka-luka, dengan 12 di antaranya dalam kondisi kritis. Lebih dari 23.000 penduduk terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat bencana ini.
Penjabat Presiden Han Duck-soo menyebut peristiwa ini sebagai krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mencatatnya sebagai kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Korea Selatan. Salah satu dampak besar dari kebakaran ini adalah hancurnya kuil bersejarah berusia 1.300 tahun di Uiseong, yang mengakibatkan pemindahan berbagai peninggalan budaya ke lokasi yang lebih aman.
Menurut laporan BBC Internasional pada Rabu (26/3), kebakaran bermula di Sancheong pada Jumat (21/3), sebelum menyebar ke berbagai wilayah termasuk Gyeongbuk, Uiseong, Andong, Cheongsong, dan Yeongyang. Angin kencang dan kondisi kering mempercepat penyebaran api. Pada Selasa (25/3), otoritas pemadam kebakaran nasional meningkatkan status krisis ke level tanggap darurat tertinggi.
Tragedi semakin parah ketika sebuah helikopter pemadam kebakaran jatuh di pegunungan Uiseong dan menewaskan sang pilot. Saat ini, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Ribuan petugas pemadam kebakaran, sekitar 5.000 personel militer, serta bantuan helikopter dari pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Korea telah dikerahkan untuk mengatasi kebakaran tersebut.
Kebakaran hutan seperti ini tergolong jarang terjadi di Korea Selatan, tetapi insiden ini menjadi yang paling mematikan dalam sejarah negara tersebut. Lebih dari 17.000 hektar hutan telah hangus terbakar, menjadikannya kebakaran terbesar ketiga dalam sejarah Korea Selatan berdasarkan luas area yang terdampak.
Di Andong, seorang warga desa mengungkapkan bahwa rumah mereka telah habis terbakar dan nyaris runtuh sepenuhnya. Bahkan, di beberapa lokasi, warga yang berlindung di sekolah dasar terpaksa dievakuasi lagi karena api terus menjalar akibat angin kencang.
Selain dampak terhadap pemukiman, kebakaran juga menghancurkan Kuil Gounsa di Uiseong, salah satu kuil terbesar di provinsi tersebut yang telah berdiri sejak tahun 618 M. Tak hanya itu, sebuah bangunan berarsitektur Buddha yang merupakan harta nasional dari Dinasti Joseon (1392–1910) turut musnah akibat kebakaran ini.