FirstIndonesiaMagz.id- Krisis biaya hidup kemungkinan akan menyebabkan ribuan kematian dini di Inggris dan secara signifikan memperlebar kesenjangan kekayaan dan kesehatan antara kelompok terkaya dan termiskin.
Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Public Health Scotland dan University of Glasgow. Studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Public Health menemukan bahwa jumlah orang yang meninggal sebelum usia 75 tahun akan meningkat sebesar 6,5% tahun ini karena krisis biaya hidup – 30 kematian per 100.000 orang.
Hasil-hasil ini ditemukan dengan menggunakan pemodelan skenario untuk menilai bagaimana tingginya inflasi baru-baru ini mempengaruhi pendapatan rumah tangga, bagaimana langkah-langkah mitigasi mengubah dampak-dampak tersebut, dan bagaimana dampaknya terhadap perubahan angka kematian, harapan hidup dan kesenjangan.
Mereka memodelkan tiga skenario, yaitu tidak ada langkah mitigasi termasuk EPG (Jaminan Harga Energi) dan EPG serta pembayaran bantuan pendapatan. Temuan ini berarti bahwa bahkan dalam skenario terbaik sekalipun, jumlah kematian dini pada rumah tangga termiskin akan meningkat empat kali lebih cepat dibandingkan rumah tangga terkaya.
Namun, para peneliti mengakui keterbatasan pemodelan mereka. Misalnya, perkiraan inflasi harga tidak memperhitungkan biaya kepemilikan, pemeliharaan dan tinggal di rumah sendiri atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. ***