FirstIndonesiaMagz.id- Tesla mencatat kerugian penurunan nilai sebesar 204 juta dollar pada 2022 atas kepemilikan bitcoinnya, menurut pengajuan peraturan dilansir dari techcrunch.com pada Rabu (01/02).
Kerugian tersebut diimbangi dengan keuntungan sebesar 64 juta dollar dari perdagangan bitcoin, membuat pembuat mobil tersebut mengalami kerugian bersih sebesar 140 juta dollar.
Tesla telah menginvestasikan 1,5 miliar dollar dalam bitcoin selama kuartal pertama tahun 2021, menyatakan bahwa mereka percaya pada umur panjang cryptocurrency.
Pada saat itu, perusahaan mengatakan bitcoin adalah tempat yang bagus untuk menyimpan uang tunai dan masih dapat mengaksesnya dengan segera, sambil memberikan pengembalian investasi yang lebih baik daripada bank sentral yang lebih tradisional.
Namun faktanya, setelah pembelian awal, Tesla segera memangkas posisinya sebesar 10%, membuat pembuat mobil tersebut memperoleh 101 juta dollar dengan cepat.
Pada Maret 2021, CEO Elon Musk mengatakan Tesla akan mulai menerima bitcoin sebagai pembayaran untuk kendaraan Tesla, menyebabkan harga crypto melonjak. Beberapa minggu kemudian, Musk dan Tesla mundur dari keputusan itu, menyatakan keprihatinan atas jumlah energi yang dibutuhkan untuk menambang bitcoin. Harga bitcoin kemudian tenggelam.
Tahun lalu, ketika nilai bitcoin mulai anjlok, Tesla menjual 75% kepemilikan bitcoinnya dan menggunakan hasilnya untuk membeli mata uang tradisional. Pembuat mobil saat ini memiliki bitcoin senilai sekitar 184 juta dollar.
Pasar crypto telah mengalami penurunan dramatis selama setahun terakhir. Hari ini, bitcoin diperdagangkan pada 23.045,50 dollar, yaitu sekitar 66% di bawah harga tertinggi sepanjang masa di 68.789,63 dollar.
Meskipun kehilangan lebih dari setengah nilainya, beberapa ahli mengatakan bitcoin tetap tangguh dan mungkin mengalami kebangkitan kembali, terutama karena pembeli yang ketakutan oleh pasar crypto secara umum tertarik pada nama rumah tangga dan ekosistem yang lebih matang, seperti bitcoin atau eter. (A)
